[1704121] Tugas Keselamatan Alat Angkat (T2)

Kepada Mahasiswa D4K3 UNIBA Semester VI Kelas B1 dan B2,

Berdasarkan studi kasus sesuai Tugas 1 Keselamatan Alat Angkat yang sudah diposting sebelumnya, sebagai seorang Safety Engineer/Safety Officer, Anda diminta untuk:

  1. Buatlah analisis mengapa kecelakaan kerja tersebut terjadi. Tentukanlah (a) faktor penyebab langsung dan (b) faktor tidak langsungnya.
  2. Rekomendasi apakah yang bisa Anda berikan kepada pihak manajemen perusahaan agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.

Kerjakan tugas ini dengan cara sebagai berikut:

  1. Ketik tugas Anda secara langsung pada web ini dengan cara mengklik “Leave a comment” atau “Leave a reply”
  2. Salin (copy) tugas 1 terlebih dahulu, kemudian buatlah analisis Anda di bagian bawahnya.
  3. Cantumkan nama Anda, NIM, semester, dan kelas di bagian akhir tugas.
  4. Batas akhir posting adalah hari Rabu 12 April 2017 pukul 23.59 WITA. Lewat waktu tersebut maka tugas Anda TIDAK akan mendapat approval untuk dipostingkan dan dianggap TIDAK mengerjakan tugas.
  5. Posting Anda hanya akan tampil setelah mendapatkan persetujuan terlebih dulu dari Administrator, sehingga Anda tidak perlu memposting berulang kali untuk tugas yang sama.
  6. Tidak ada tugas susulan atau perbaikan nilai untuk tugas ini.

Selamat mengerjakan. Always be safe!

36 thoughts on “[1704121] Tugas Keselamatan Alat Angkat (T2)

  1. Pengelola Proyek One Casablanca Residence Tertutup Soal Kecelakaan Crane

    Jakarta, PT Pulau Intan selaku pengelola proyek pembangunan apartemen One Casablanca Residence tertutup untuk memberi informasi mengenai kejadian kecelakaan kerja yang terjadi tadi pagi.

    Padahal ada informasi bahwa dalam kejadian itu seorang pekerja tertimpa besi yang jatuh, di proyek yang beralamat di Jalan Pal Batu 2, RT 12/04, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan.

    Bahkan pihak kepolisian dari Polsek Tebet mengaku tak tahu korban dari peristiwa putusnya tali crane yang mengangkat besi itu, dilarikan ke rumah sakit mana.

    “Kami sendiri sulit mencari data faktanya. Sebab, pihak terkait terkesan tertutup memberikan keterangan,” kata Kanit Reskrim Polsek Tebet, Andung Suwito kepada Aktual.co, di Jakarta, Selasa (11/11).

    Andung menuturkan dari informasi yang masuk bahwa putusnya tali seling jangkar pengangkut besi memang menimpa salah seorang pekerja di proyek apartemen setinggi 24 lantai itu.

    “Memang ada korban satu. Tapi, kami sendiri belum mendapatkan indentitas korban dan di RS mananya korban di bawa,” katanya.
    Andung menambahkan, hingga kini, pihaknya masih mengumpulkan fakta-fakta terjadinya peristiwa tersebut hingga memakan satu orang korban luka.


    1. Analisis Kecelakaan Crane :

    Kecelakaan Crane tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah :
    -Beban yang diangkat melebihi SWL (Safe Working Load) yang dimiliki oleh crane tersebut. SWL merupakan batas beban maksimum yang diijinkan untuk diangkat oleh crane.

    -Kegiatan pemeriksaan dan maintenance yang tidak teratur, sehinggga banyak bagian-bagian crane yang mengalami kerusakan seperti korosi atau cracking. Berdasarkan permenakertran no 5 tahun 1985 bab VIII, pasal 138, ayat 4 yang menyebutkan bahwa pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan angkut dilaksanakan selambat- lambatnya 2 (dua) tahun setelah pengujian pertama dan pemeriksaan pengujian ulang selanjutnya dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali

    -Operator crane yang kurang ahli dan tidak tersertifikasi (Memiliki SIO). Berdasarkan Permenakertrans no 9 tahun 2010 bab II, pasal 5 yang menyebutkan bahwa Pesawat angkat dan angkut harus dioperasikan oleh operator pesawat angkat dan angkut yang mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenis dan kualifikasinya.

    A. Faktor penyebab langsung
    – Kondisi Crane atau Sling crane yang digunakan sudah tidak layak pakai dan tidak mampu mengangkut beban sesuai dengan kapasitas bebannya
    – Saat akan digunakan tidak dilakukan Inspeksi terhadap crane dan peralatannya (lifting tools)
    – Tidak menaati prosedur kerja yang telah ditentukan
    – Tidak ada pengawasan yang dilakukan oleh pengawas proyek saat melakukan kegiatan pengangkatan besi

    B. Faktor penyebab tidak langsung
    – Rendahnya kesadaran karyawan proyek terhadap aspek keselamatan kerja
    – keahlian yang terbatas dari pekerja proyek/ pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja
    – pekerja proyek yang cenderung mengalami kelelahan (fatigue)

    2. Rekomendasi
    a. merencanakan lifting plan sebelum memulai pekerjaaan dan beban yang diangkat tidak melebihi SWL
    b. Perushaan harus memastikan operator dan juru ikat bersertifikasi dan memiliki SIO yang masih berlaku
    c. membuat jadwal pemeriksan dan maintenance terhadap crane sesuai dengan peraturan yang berlaku
    d. perusahaan harus melaporkan kejadian kecelakan kerja yang terjadi agar kecelakaan kerja dapat dievaluasi dan tidak terjadi lagi

    Sumber pustaka: Aktual.com, edisi Selasa 11 November 2014 14:40 WIB
    http://www.aktual.com/pengelola-proyek-one-casablanca-residence-tertutup-soal-kecelakaan-crane/


    Nama: M. Wahyu Isnandar
    NIM: 14.11.106.701501.1271
    Semester: VI
    Kelas: B2

  2. Tertimpa Besi Crane, ABK Tewas

    TANJUNG REDEB – Kecelakaan kerja kembali terjadi. Kali ini menimpa Anak Buah Kapal (ABK) bernama Suardi yang sedang melakukan pemuatan beras ke dalam truk di Pelabuhan Tanjung Redeb, Jalan Pengeran Antasari sekitar pukul 10.00 Wita, Rabu (01/02/2017).

    Menurut keterangan saksi yang juga sebagai rekan korban, Nawir, saat kejadian ia bersama korban dan satu rekan lainnya sedang memuat beras ke dalam truk. Namun, saat itu, ia belum berada di dalam truk, hanya Suardi dan satu rekannya.

    “Posisinya saya belum naik ke atas bak truk, hanya mereka berdua yang ada di atas itu,” ungkapnya kepada beraunews.com.

    Dikatakannya, saat itu posisi barang diangkat menggunakan kren. Namun, saat barang sudah naik ke atas truk, baut tali sling pengingat crane lepas dan besi crane jatuh menimpa kepala korban, dan seketika korban tak sadarkan diri.

    “Sepertinya baut tali sling-nya lepas dan besinya jatuh menimpa kepala Suardi,” lanjutnya.
    Melihat kondisi korban yang parah, ia bersama rekannya langsung membawa korban ke RSUD dr. Abdul Rivai untuk mendapat pertolongan medis.

    Humas RSUD dr. Abdul Rivai, Erva Anggriana membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, korban datang ke rumah sakit sekitar 10.30 Wita dalam kondisi kesadaran menurun. Kondisi korban sendiri mengalami luka dibagikan kepala dan telinga mengeluarkan darah.

    “Sekitar pukul 11.30 Wita, korban sudah mulai kritis sempat dilakukan resusitasi (tindakan atau pertolongan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan fungsi jantung yang terganggu guna melangsungkan hidup penderita) 45 menit namun pasien tidak tertolong dan meninggal dunia sekitar puku 12.15 Wita,” jelasnya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Berau, AKP Damus Asa melalui Kaur Bin Ops IPTU Suwarno mengatakan, jika saat ini polisi masih melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan beberapa orang yang ada di TKP.

    “Masih kami lakukan pemeriksaan beberapa saksi dan besi yang menimpa korban juga kami amankan. Selain itu, kami meminta agar kapal tidak beroperasi dan bergeser dari pelabuhan dulu,” pungkasnya.


    A.Faktor penyebab langsung:
    • Kepala suardi (korban) kejatuhan besi crane

    B.Faktor penyebab tak langsung:
    • Baut tali sling lepas.
    • Operator/supervisor tidak melakukan observasi pada crane sebelum digunakan.
    • Operator tidak memastikan posisi pengangkatan yang benar dan aman.
    • Korban tidak mengetahui bahaya yang ada di lingkungan pekerjaan.
    • Korban berada di bawah crane dan muatan crane.
    • Kurangnya pengawasan dari pihak management perusahaan.

    Rekomendasi:
    • Proses pengangkatan material harus dilaksanakan oleh operator yang berkompeten yang ditunjukan dengan simper.
    • Operator dan supervisor harus memastikan bahwa lingkungan kerja (tidak ada orang disekitar crane) aman dan proses pengangkatan dilaksanakan dengan aman.
    • Operator dan supervisor harus melakukan observasi terhadap alat yg digunakan dan juga beban muatan harus diketahui.
    • Operator dan supervisor harus melakukan pengecekan dan memastikan bahwa ikatan pada beban sudah aman.
    • Semua pekerja (termasuk ABK) harus mengetahui tentang bahaya yang ada dilingkungan kerja.
    • Supervisor melakukan safety talk sebelum melakukan pengangkatan material agar proses pengangkatan berjalan dengan lancar.
    • Management melakukan pengawasan selama proses pengangkatan material berlangsung.

    Sumber pustaka: Harian Berau Post edisi Rabu, 01 Februari 2017 20:52 wita.
    http://www.beraunews.com/hukum-kriminal/polres/2638-tertimpa-besi-crane-abk-tewas


    Nama : Moh. Abdul Rokhim
    NIM : 14.11.106.701501.1295
    Semester : VI
    Kelas : B2

  3. Kecelakaan Kerja Di PT IKPP Perawang Dua Orang Tewas

    RIAUONE.COM, PERAWANG, RIAU, ROC, – Dua orang tewas dan lima orang mengalmi luka-luka, akibat sebuah crane patah dan tumbang di areal kempeyor WP 9 PT IKPP Perawang, Kabupaten Siak, Jumat (12/6/2015) sekitar 14.30 Wib. pihak Kepolisian masih menyelidiki kejadian ini.

    Pantauan di klinik PT IKPP Perawang KPR 1 Perawang sekitar pukul 16.00 Wib, tujuh orang korban menjalani perawatan. Dokter dan perawat sibuk mengurus korban kecelakaan kerja tersebut.

    Jasman dan Deni merupakan Kontraktor PT Mekar Indah Abadi, dirujuk ke Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru karena mengalami kepala bocor, sementara tiga orang lainnya mengalami luka ringan.

    Dua orang kontraktor PT Mertapura yang meninggal dunia adalah, Agus salim (49) dan Andre (23). Mereka tewas di tempat kejadian, akibat tertimpa runtuhan besi saat berada di atas Kompeyor WP 9.

    Berdasarkan keterangan dari korban Ramadhan, yang juga kontraktor ketika itu berada di WP 9 Mengatakan, mereka sedang bekerja mengecor semen untuk pondasi di Kempeyor WP 9. Seketika crane patah dan mengarah ke tempat mereka bekerja.

    “Kami sedang bekerja di kempeyor WP 9, sebagai pengecor semen untuk membuat pondasi, seketika itu crane patah mengarah ke tempat kami bekerja,” ujarnya ditanya wartawan di Klinik IKPP Perawang KPR 1, Kecamatan Tualang.
    Sebelum kejadian ia bekerja di trowel kempeyor WP 9 dan runtuhan menimpa badannya.

    “Atas kejadian tersebut kepala saya mengalami luka,”jelasnya

    Sementara itu, Humas IKPP Perawang Armadi SE ketika dikonfirmasi, membenarkan kejadian tersebut di Areal WP 9 PT IKPP Perawang. “Untuk korban terdiri dari tujuh orang, dua orang di antaranya meninggal di tempat.

    Tiga orang lagi dibolehkan pulang dan dua orang lagi dirujuk ke Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru,” katanya.
    “Kepada pihak kontraktor untuk dapat memberikan santunan kepada korban sesuai peraturan yang ada,” harapnya
    Ditambahkan Armadi, dua orang yang meninggal dunia tersebut di bawah pihak keluarga ke Medan untuk dimakamkan.

    Kapolres Siak AKBP Ino Harianto melalui Kapolsek Tualang Kompol Achmad Gusti Hartono membenarkan kejadian tersebut.

    “Saat ini kita sedang melakukan olah TKP dan proses penyelidikan,” terang kapolsek. (si/roc/*).


    1. Analisis Kecelakaan Kerja
    a) Faktor Penyebab Langsung
    – Tidak mengikuti prosedur dan peraturan standar pengangkutan crane sehingga boom crane seketika patah dikarenakan berat beban yang diangkat melebihi kapasitas daya angkut crane.

    b) Faktor Penyebab Tidak Langsung
    – Pekerjaan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, pekerjaan beresiko tinggi namun belum ada upaya pengendalian di dalamnya, dan kurangnya pengawasan dari pihak manajemen di kegiatan pengangkatan menggunakan crane.

    2. Rekomendasi untuk Pihak Manajemen Perusahaan
    – Perlu ada perbaikan sistem prosedur dan kebijakan-kebijakan standar pengangkutan dalam menggunakan crane.
    – Membangun kembali komitmen manajemen dalam pelaksanaan K3 dan menegakan peraturan-peraturan yang kuat berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan yang ada.
    – Melakukan evaluasi dan membuat bentuk upaya pengendalian bahaya dari kegiatan pengangkatan material, dan juga pihak manajemen harus ikut andil dalam mengawasi prosedur-prosedur sebelum dilakukannya proses pengangkatan.

    Sumber: Riauone.com, edisi Sabtu 13 Juni 2015 10:37 WIB
    http://riauone.com/global/sub/nasional/Kecelakaan-Kerja-Di-PT-IKPP-Perawang-Dua-Orang-Tewas


    Nama: Novan Eka Saputra
    NIM: 14.11.106.701501.1301
    Semester: VI
    Kelas: B2

  4. Crane Ikut Terjungkit Saat Mau Evakuasi Truk Kontainer

    BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA – Masalah satu belum selesai, ternyata satu masalah lagi bertambah. Mobil crane yang sebelumnya didatangkan untuk meevakuasi truk kontainer yang terjungkit, kini malah mengalami ambles pada penopang penyangganya.

    Akibatnya, evakuasi tronton atau truk kontainer itu pun sementara tertunda. Truk kontainer yang sebelum hendak digeser menggunakan mobil crane tersebut, sekarang malah menggantung lantaran mobil crane tidak bisa dipaksakan mengangkat beban.

    “Sementara ya enggak bisa dulu mas, soalnya aspal jalan yang tadinya menjadi penopang mobil crane malah ambles karena tidak mampu menahan beban,” kata salah seorang Polantas Polres Banjar yang saat itu berada mengawasi evakuasi truk kontainer terjungkit tersebut, Sabtu (28/3/2015)


    1. Kecelakaan tersebut terjadi dikarenakan aspal jalan yang menjadi penopang crane tidak mampu menahan beban yang diberikan oleh crane dan aspal jalan tersebut amblas sehingga crane yang tadinya didatangkan untuk meevakuasi truk kontainer malah terjungkit.
    Faktor penyebab langsung dari kejadian ini adalah aspal jalan yang tidak kuat menahan beban crane tersebut.
    Sedangkan faktor penyebab tidak langsungnya sendiri disebabkan oleh berbagai hal, Salah satunya adalah kurangnya perhitungan yang tidak tepat terhadap proses evakuasi tersebut. Ada pula disebabkan oleh kesalahan prosedur pada saat proses evakuasi kontainer yang terjungkit.
    Faktor penyebab tidak langsung lainnya mungkin juga disebabkan oleh :
    – Badan jalan yang usianya sudah terlalu lama sehingga sudah tidak kuat dan rapuh untuk menahan beban crane,
    – Menggunakan jenis crane yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan proses evakuasi
    – Crane tidak diinspeksi terlebih dahulu sebelum melakukan proses evakuasi,
    – Kurangnya/lemahnya skill pada operator crane yang melakukan proses evakuasi,
    – Pengawasan yang tidak benar dari safety officer yang bertugas ( jika ada ), Dan
    – Adanya gangguan dari masyarakat sekitar yang menyaksikan sehingga membuat konsentrasi operator crane menjadi buyar.

    2. Rekomendasi yang bisa saya berikan terhadap kecelakaan kerja tersebut :
    – Menggunakan jenis crane yang tepat pada proses evakuasi,
    – Memperhatikan kembali median jalan yang di gunakan untuk menopang beban crane,
    – Memperhatikan kembali apakah orang yang ditunjuk sebagai operator crane sudah terlatih dengan baik dan memiliki surat izin operasional yang sesuai dengan crane yang digunakan
    – Melakukan inspeksi terhadap peralatan yang akan digunakan untuk proses evakuasi,
    – Membuat persiapan yang cukup agar proses evakuasi berjalan dengan baik dan benar,
    – Melakukan perhitungan yang matang sebelum melakukan proses evakuasi,
    – Memberikan ruang yang cukup agar operator crane dapat berkonsentrasi penuh pada saat proses evakuasi,
    – Melakukan investigasi insiden kembali agar mengetahui akar masalah sebenarnya dari kejadian tersebut, dan
    – Memberikan pengawasan lebih pada saat proses evakuasi dilakukan.

    Sumber Pustaka: Banjarmasinpost.co.id, edisi Sabtu 28 maret Maret 2015 17:42 WITA
    http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/03/28/crane-ikut-terjungkit-saat-mau-evakuasi-truk-kontainer


    Nama : Muhammad Adnan
    NIM : 14.11.106.701501.1298
    Semester : VI
    Kelas : B2

  5. Crane Roboh di Pelabuhan Pangkalbalam

    Pangkalpinang – Sebuah alat berat “Crane” yang digunakan untuk mengangkat dan memindahkan muatan dari kapal, Rabu (26/8/2015) roboh akibat tidak mampu menahan kelebihan beban muatan yang diangkat.

    Peristiwa robohnya crane tersebut terjadi sekitar pukul 08.00 Wib di dermaga bongkar muat barang Pangkalbalam Kota Pangkalpinang. Beruntung dalam peristiwa kecelakaan kerja tersebut tidak memakan korban. Beberapa saksi telah diperiksa oleh aparat berwenang dari Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Pangkalbalam Polres Pangkalpinang.

    Saksi mata Agus Noveri (44) warga Jakarta Utara–operator crane yang mengalami kecelakaan, dalam pemeriksaan oleh pihak kepolisian mengatakan bahwa pagi itu ia melakukan pekerjaan rutin memindahkan muatan peti kemas dari dalam kapal Sentosa 203.

    “Di dalam kapal Sentosa 203 tersebut terdapat 43 peti kemas yang hendak dibongkar. Masing-masing peti kemas kurang lebih bobotnya 22 ton, sedangkan crane yang saya gunakan mempunyai kekuatan angkat hingga 83 ton. Pembongkaran hingga peti kemas yang ke 36 berjalan lancar, ketika mengangkat peti kemas yang ke 37 tiba-tiba menara angkat beban dari crane terjatuh berikut peti kemas langsung terjun ke dalam kapal Sentosa 203,” jelas Agus.

    Ujung dari menara angkat beban yang terjatuh kemudian menimpa ruang kemudi kapal Sentosa 201 yang bersandar disamping kapal Sentosa 203 yang pagi itu sedang bongkar muatan.

    “Setelah itu saya melakukan pengecekan ternyata di buritan menara angkat beban yang biasa disebut tiang mas dimana terdapat beban penahanan menara angkat beban ini mengalami kerusakan dan patah,” ungkap Agus.

    Kerusakan pada tiang mas atau menara angkat beban dikatakan oleh Agus akibat dari batas sambungan yang terdapat las dari pembuatan pabrik tidak kuat menahan beban. “Setelah melakukan pengecekan lalu saya lapor ke Kepala Cabang Bangka Jaya Line Pak Eko terkait patahnya crane itu, baru dari Pak Eko lapor peristiwa kecelakaan ke pihak yang berwenang,” tandas Agus.

    Kepala Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Pangkalbalam Polres Pangkalpinang Ajun Komisaris Herrianto mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan secara menyeluruh terkait kecelakaan kerja patahnya crane yang digunakan untuk bongkat muatan kapal.

    “Kita tidak mau berspekulasi mengenai penyebab patahnya crane, yang jelas kita sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi. Namun dugaan sementara masih murni kecelakaan kerja, tidak ada korban jiwa serta tidak mengganggu aktifitas bongkar muat kapal yang lainnya,” jelas Herri


    1. Analisis kecelakaan crane ini dapat disebabkan oleh beberapa factor diantarnya adalah :
     Beban yang diangkat oleh crane kapal Sentosa 203 melebihi SWL (Safe Working Load) yang dimiliki oleh crane tersebut dan mengakibatkan crane ini roboh
     Operator crane yang tidak bersertifikasi dan tidak memliki SIO (Surat Izin Operational)
     Tidak adanya jadwal pengecekan crane yang secera teratur dan mengakibat crane mengalami korosi

    A. Faktor penyebab langsung
     Tidak dilakukannya inspeksi terhadap crane sebelum digunakan
     Tidak mentaati prosedur kerja
     Kondisi crane yang sudah tidak layak pakai
     Tidak melaporkannya adanya kerusakan pada crane
    B. Faktor penyebab tidak langsung
     Operator crane tidak sesuai dengan tenaga kerja
     Operator mengalami kelelahan
     Kurangnya keahlian dari pekerja

    2. Rekomendasi yang harus dilakukan oleh kapal Sentosa 203 :
     Selalu melalukan pengecekan terhadap crane baik sebelum menggunakkan crane maupun sesudah menggunakkan crane
     Memberikan training kepada operator crane dan pada pekerja kapal
     Mengganti bagian crane bila terjadi kerusakan

    Sumber pustaka: Rakyat Pos, edisi 29 Agustus 2015 3:26 WIB
    http://www.rakyatpos.com/crane-roboh-di-pelabuhan-pangkalbalam.html


    Nama: Ryan Ade Putra
    NIM: 14.11.106.701501.1285
    Semester: VI
    Kelas: B2

  6. Crane Jatuh di Proyek, Dua Pekerja Jadi Korban

    PONTIANAK – Dua pekerja bangunan tertimpa crane yang jatuh saat mengerjakan proyek pembangunan Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (Untan), Kamis (8/10/2015).

    Kedua korban yakni Abdurrahman Rois (operator) dan Sucipto (pengawas) mengalami luka di bagian kaki dan dagu. Keduanya pun langsung dilarikan ke instalansi gawat darurat (IGD) rumah sakit Untan untuk mendapatkan perawatan.

    Dari pantauan lapangan, crane tumbang dan menghantam bangunan lantai tiga. Pada bagian crane tampak patah. Sementara anggota polisi yang datang ke tempat kejadian mengamankan satu baut rane yang patah.

    Untuk mengantisipasi terulangnya kejadian serupa, polisi yang ada di lokasi kejadian langsung memasang police line.

    Polisi menyatakan pekerjaan baru dapat dilanjutkan, ketika semua proses penyelidikan penyebab kecelakaan kerja tersebut terungkap.

    Kapolsek Pontianak Selatan, AKP Kartyana mengatakan terkait insiden tersebut, telah dilakukan pemeriksaan dan meminta keterangan dari sejumlah saksi.

    Dimana, berdasarkan keterangan yang disampaikan ketua pengawas pekerja, Aguswanto, crane jatuh akibat salah satu baut tengah lepas sehingga menyebabkan crane tumbang.

    Kartyana menjelaskan dalam kejadian tersebut, crane tumbang menghantam rangka bangunan dan menyebabkan rangka bangunan roboh. “Korban di antaranya operator crane dan pengawas besi lapangan,” katanya.

    Kapolsek menuturkan, kedua korban langsung dilarikan ke rumah sakit Untan untuk mendapatkan perawatan.

    “Untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut, tentu akan dilakukan penyelidikan. Apakah murni ini kecalakaan atau terjadi karena ada kelalaian manusia,” terangnya.

    Sementara saat dikonfirmasi, tidak ada satupun dari pihak pekerja maupun pelaksana proyek yang mau memberikan keterangan terkait insiden tersebut.


    1. Analisis kecelakaan
    – Seorang operator yg bernama bapak Abdurrahman Rois hendak melanjutkan pekerjaan yg menggunakan crane
    – Crane tumbang dan menghantam bangunan lantai 3
    – Dua pekerja bangunan tertimpa crane yang jatuh yaitu Abdurrahman Rois (operator) dan Sucipto (pengawas)
    – Abdurrahman Rois (operator) dan Sucipto (pengawas) mengalami luka di bagian kaki dan dagu. Keduanya pun langsung dilarikan ke instalansi gawat darurat (IGD) rumah sakit Untan untuk mendapatkan perawatan.

    2. faktor penyebab langsung dan tidak langsung :
    a. Penyebab langsung
    – Baut tengah crane terlepas akibat aus
    – Crane tidak diinpeksi terlebih dahulu sebelum digunakan
    – Operator bekerja tidak sesuai dengan SOP
    – Pekerja tidak segera memberitahu bahwa baut pada crane sudah mengalami kelonggaran atau aus.
    b. Penyebab tidak langsung
    – Operator kurang berkonsentrasi saat mengoperasikan crane
    – Pengawas kurang teliti saat crane akan dioperasikan
    – Operator mengantuk karena baru saja selesai jam istirahat
    – Kurangnya kesadaran pekerja tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja
    – Lupa memberi tanda ahwa crane tidak bisa digunakan untuk sementara waktu.

    3. Rekomendasi
    – Menanamkan kesadaran diri terhadap pentingnya K3 bagi setiap karyawan
    – Memberi penyuluhan terhadap para karyawan agar lebih berhati-hati dan waspada akan segala bahaya yang akan timbul ditempat kerja
    – Melakukan inspeksi sebelum crane digunakan
    – Segera mengganti alat atau peralatan yg terindikasi mengalami kerusakan
    – Memastikan crane layak dan aman digunakan
    – Komunikasi antar pekerja harus selalu terjaga dengan baik agar saling memperhatikan satu sama lain sehingga mampu meminimalisir peluang kecelakaan terjadi
    – Memberi tanda bahwa crane tidak bisa digunakan terlebih dahulu karena dalam penggantian atau pemasangan alat

    Sumber Pustaka: Sindonews.com, edisi Kamis 8 Oktober 2015 13:51 WIB
    https://daerah.sindonews.com/read/1051395/174/crane-jatuh-di-proyek-dua-pekerja-jadi-korban-1444287081


    Nama: Reni Anggreini
    NIM: 14.11.106.701501.1307
    Semester: VI
    Kelas: B2

  7. Crane Tongkang Terbalik, Satu Karyawan Tewas

    Akibat Crane untuk memindahkan kayu log di Kapal Tongkang KAHA 68 terbalik di Sungai Katingan, Desa Tewang Kampung, Kecamatan Mendawai, satu orang karyawan PT Dwima Jaya Utama tewas tercebur ke sungai, Selasa (24/3) sekitar pukul 09.00 WIB.

    Korban sempat hilang di sungai dan baru ditemukan pada Rabu (25/3) pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Berdasarkan informasi yang dihimpun Borneonews dari lokasi, Rabu (25/3), karyawan yang tewas tersebut bernama Joko Susilo, 24, warga Kali Ungu RT 02 RW 06, Kabupaten Pacitan, Jatim. Saat itu, korban menggantikan operator alat berat crane itu, untuk memindahkan (loading) kayu log mekanis dari rakitan ke logpon.

    Namun nahas, ketika korban mulai mengoperasikan crane tersebut, tiba-tiba crane yang sudah memuat kayu miring dan terbalik. Korban kaget dan langsung loncat ke sungai. Saat meloncat, kepala korban terbentur tongkang dan terjebur ke sungai. Sedangkan posisi crane terbalik dan tetap berada di atas tongkang.

    Kapolsek Mendawai, Ipda Asep, belum bisa dikonfirmasi terkait kecelakaan kerja ini. Sedangkan Kasat Reskrim Polres Katingan, Iptu Gede Atmaja menjawab singkat melalui pesan pendek.” Nanti saya telpon bos, lagi ada tamu,” ujar Geda lewat SMS yang dikirimkan ke Borneonews.


    Kecelakaan tersebut terjadi pada hari Selasa (24/3) pukul 09.00 WIB, saat Joko Susilo (24) sedang menggantikan operator alat berat crane untuk memindahkan (loading) kayu log mekanis dari rakitan ke logpon. Namun nahas, saat Joko mengoperasikan crane tersebut tiba-tiba crane yang sudah memuat kayu miring dan terbalik. Joko kaget dan langsung loncat ke sungai, tetapi saat meloncat kepala Joko terbentur tongkang dan tercebur ke sungai. Sedangkan posisi crane terbalik dan tetap berada di atas tongkang.

    1.) Faktor penyebab langsung (direct cause factors)
    – Tindakan tidak aman ( unsafe act)
    – Tidak menggunakan APD
    – Personal factor
    – Beban yang diangkat crane melebihi kapasitas

    2.) Faktor kontribusi tidak langsung (indirect cause factors)
    – Pengalaman kerja dari pekerja tersebut
    – Pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya (alat yang rusak,tidak ada perbaikan,dll)
    – Pekerjaan yang tidak sesuai dengan tenaga kerja
    – Pengawasan yang kurang baik

    3.) Rekomendasi
    – Peraturan tentang menggunakan APD wajib dilaksanakan
    – Memberi sanksi bagi pekerja yang tidak menggunakan APD
    – Membuat SOP tentang pengoperasian crane
    – Pemeliharaan dan perbaikan peralatan secara berkala
    – Pengawasan terhadap pekerja
    – Pelatihan karyawan tentang praktek kerja aman
    – Melakukan analisa bahaya untuk evaluasi bahaya lain dalam tugas tertentu dan melatih karyawan terhadap bahaya ini
    – Pengendalian teknik untuk membuat tugas lebih aman atau pengendalian administrative untuk mengganti cara tugas dilakukan.

    Sumber Pustaka: Borneonews.co.id, edisi Kamis 26 Maret 2015 09:41 WIB
    http://www.borneonews.co.id/berita/13873-crane-tongkang-terbalik-satu-karyawan-tewas


    Nama: Deo Aldi Peranata
    NIM: 14.11.106.701501.1241
    Semester: VI
    Kelas: B1

  8. Angkat Kontainer Dari Kapal Lintas Bahari, Crane Ambruk, Pekerja Terjepit

    KARIMUN (BeritaTrans.com) – Kecelakaan kerja terjadi di pelabuhan bongkar muat Taman Bunga, Karimun. Suryadi, seorang operator crane di pelabuhan tersebut menjadi korban saat mengoperasikan alat pengangkat barang itu. Dari informasi yang dihimpun, peristiwa naas tersebut terjadi ketika Suryadi sedang bekerja mengangkat kontener dari Kapal KM Lintas Bahari ke pelabuhan. Namun tiba-tiba crane beserta muatannya terjatuh ke arah pelabuhan, Rabu (16/11) sore.

    “Crane tumbang dan jatuh ke kiri. Korban terjepit di dalam ruang operator,” kata seorang saksi mata, Johari seperti dikutip tribunnews. Melihat kejadian itu, pekerja pelabuhan bersama warga sekitar berusaha mengevakuasi Suryadi.

    Proses evakuasi cukup lama, membutuhkan waktu hingga satu jam. Hal itu karena warga hanya menggunakan besi dan balok seadanya. Setelah berhasil dikeluarkan, Suryadi mengalami luka yang cukup parah. Pria ini langsung dilarikan ke RSUD Muhammad Sani Tanjungbalai Karimun untuk mendapatkan pertolongan.
    emen KM Lintas Bahari, Zai Zulfikar mengatakan, pihak perusahaan akan mencari tahu penyebab crane itu tiba-tiba tumbang.Ia menyebutkan, jika karat di crane tidak terlihat karena baru dicat. “Kita akan cek dan akan cari penyebab peristiwa ini,” kata pria yang juga anggota DPRD Kabupaten Karimun itu. Zai Zulfikar juga mengatakan bahwa perusahaan akan bertanggung jawab dan menanggung biaya perawatan korban hingga sembuh.

    “Segala biaya perawatan tentu kita tanggung sampai sembuh. Itu kan tanggung jawab kita,” ujarnya. (lia).


    1. Kecelakaan crane tersebut terjadi karena ada beberapa faktor yaitu
    – operator crane kurang terlatih dalam pengoperasian crane
    – jadwal inspeksi crane yang kurang terjadwal sehingga ada bagian crane yang sudah karatan

    a. faktor penyebab langsung :
    – alat kerja/crane yang sudah kurang layak pakai, hal ini bisa dilihat bahwa ada karat pada crane.
    – kesalahan operator crane dalam menentukan sudut kemiringan crane dan batas dalam pengangkatan beban.
    – Tidak ada pengawasan yang dilakukan oleh pengawas proyek saat melakukan kegiatan mengangkat kontener dari Kapal KM Lintas Bahari ke pelabuhan.

    b. faktor penyebab tidak langsung :
    – operator crane fatigue karena kejadian terjadi pada sore hari.
    – pekerjaan beresiko tinggi tapi masih kurang upaya pengendaliannya, hal ini bisa dilihat pada proses evakuasi masih menggunakan peralatan seadanya.
    – kurangnya kesadaran karyawan proyek terhadap aspek keselamatan kerja

    2. Rekomendasi yang diberikan :
    – menggunakan crane yang layak pakai
    – memberikan training kepada operator
    – memberikan sosialisasi kepada seluruh karyawan
    – membentuk tim pengawas beserta tupoksinya
    – membentuk tim tanggap darurat
    – mengatur shift kerja karyawan
    – pemberian APD yang sesuai pekerjaan

    Sumber Pustaka : BeritaTrans.com, edisi Kamis 17 November 2016
    http://beritatrans.com/2016/11/17/angkat-kontainer-dari-kapal-lintas-bahari-crane-ambruk-pekerja-terjepit/


    Nama : Indra Ihram Wahyudi
    NIM : 14.11.106.701501.1266
    Semester : VI
    Kelas : B2

  9. Innalillah! Tertimpa Besi Crane Pekerja PLTP Sarulla Taput Tewas

    MEDANSATU.COM, Taput – Seorang pekerja proyek Sarulla Operation Limited (SOL) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla, Tapanuli Utara (Taput), Sumut, Baik Alfenso Situngkir (22), tewas setelah mengalami kecelakaan kerja di NIL Desa Simataniari, Kecamatan Pahae Julu.

    Informasi diperoleh medansatu.com, korban tewas merupakan warga Saribu Dolok, Kabupaten Simalungun. Korban adalah karyawan PT Paris, subkontraktor PT Hyundai, konsorsium dari SOL.

    Saat kejadian, alat berat crane sedang mengangkat besi ulir untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain, karena hendak dipasang di lokasi proyek tersebut. Ketika crane mengangkat besi itu, tiba-tiba salah satu tali crane pengikat besi putus sehingga tidak stabil.

    Lalu besi yang bobotnya cukup berat terangkat ke atas lalu jatuh menimpa tubuh korban yang saat itu berada di bawah crane. Melihat rekannya ditimpa besi, rekan kerja korban melarikannya ke puskesmas Onan Hasang, Pahae Julu.

    Namun nyawa korban tidak bisa diselamatkan. Tadi malam jenazah korban langsung dibawa menuju kediamannya di Kabupaten Simalungun untuk disemayamkan.
    Humas SOL proyek PLTP Sarulla, Hindustan Sitompul, ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.

    “Kita bersama Hyundai dan PT Paris masih melakukan investigasi internal terkait kecelakaan kerja itu,” ujarnya.
    Sementara Kapolres Taput, Dudus Harley Davidson SIk, melalui Kasubbag Humas Aiptu W Baringbing mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan SOL untuk menyelidiki kecelakaan tersebut.

    “Kita masih melakukan penyelidikan dan memintai keterangan dari rekan kerja korban pada saat terjadi kecelakaan,” terangnya. (bisnur sitompul)


    Penyebab langsung:
    • Tali crane pengikat beban (besi) terputus, sehingga beban (besi) menimpa pekerja yg berada di bawah crane
    Penyebab tidak langsung:
    • Tidak melakukan inspeksi terhadap alat.
    • Tidak adanya pengawasan
    • Kurangnya training terhadap pekerja lain
    • Tidak ada tanda bahwa sedang ada pekerjan berbahaya
    Rekomendasi:
    • Operator harus memastikan lingkungan kerja jauh dari pekerja lain
    • Operator harus memastikan berat beban yang di angkat harus sesuai dengan kapasitas crane
    • Pastikan operator memiliki SIMPER
    • Harus adanya pengecekan alat secara berkala dan melakukan pengecekan sebelum memulai pekerjaan
    • Pastikan semua pekerja di beritahukan bahaya dengan melalui safety talk
    • Pastikan pekerjan yang beresiko tinggi selalu dalam pengawasan pihak manajemen

    Sumber Pustaka: Medansatu.com , edisi Selasa 17 Mei 2016 06:39 WIB
    http://m.medansatu.com/berita/18298/innalillah-tertimpa-besi-crane-pekerja-pltp-sarulla-taput-tewas/


    Nama: Muhammad Rendy Januar
    NIM: 14.11.106.701501.1273
    Semester: VI
    Kelas: B2

  10. Kaki Pekerja Putus Tertimpa Crane dan Tiang Pancang di Ciliwung

    TEBET (Post Kota) – Minggu, 16 Oktober 2016 seorang pekerja proyek mengalami putus kaki di bagian kanan saat ikut mengerjakan proses penancapan paku bumi di Bantaran Kali Ciliwug RT. 10/12, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.Menurut keterangan Kapolsek Tebet Kompol Nurdin Arrohman, Korban bernama Muaf Jaelani, 25, wargaCakung Barat RT 11/04 Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur kehilangan kaki di bagian kanan pada saat tiang pancang dan crane menimpa kakinya pada pukul 10.00 WIB langsung dibawa ke RS Jatinegara dan mendapatkan perawatan luka.

    Rekan korban sekaligus saksi yang bernama Awaludin Yusuf, siang itu sedang mengarahkan tiang pancang beton ke lubang bresing atau memaku bumi dan tiba-tiba saja sling penghubung tiang pancang dan crane putus, mengakibatkan tiang pancang dan crane menimpa kaki kanan korban hingga terputus serta tangan kanan sebatas siku mengalami lecet. Saat itu kasus telah di tangani oleh Polsek Tebet yang nuturkan bahwa kejadian itu merupakan kecelakaan kerja.


    Analisa Kecelakaan Crane dan Tiang Pancang di Ciliwung

    Kecelakaan kerja yang terjadi pada berita di atas disebabkan oleh 2 faktor antara lain
    A. Faktor Penyebab Langsung :
    – Tiang pancang memiliki beban yang lebih berat dari kapasitas sling yang digunakan pada saat pengangkatan
    – Tali Sling tidak sesuai dengan kapasitas beban yang diangkat
    – Jenis Tali Sling tidak memenuhi krateria yang ditetapkan
    – Penyimpanan tali sling yang tidak benar
    – Struktur tanah yang tidak rata pada lokasi kerja
    – Area kerja yang tidak beraturan
    – Tidak adanya inspeksi peralatan yang di gunakan sebelum bekerja
    – Tidak dilakukannya safety induction sebelum bekerja

    B. Faktor Penyebab Tidak Langsung :
    – Kurangnya konsentrasi rigger (korban) pada saat bekerja
    – Rigger mengalamai fatigue
    – Operator crane yang memiliki skill yang terbatas
    – Tekanan kerja dari pimpinan
    – Pekerja yang memiliki kesadaran yang rendah akan keselamatan kerja
    – Shift kerja yang tidak beraturan

    C. Rekomendasi untuk perusahaan
    – Melakukan Inspeksi peralatan kerja sebelum digunakan
    – Merapikan area kerja yang di duga dapat menghambat atau menjadi sumber bahaya saat proses pengerjaan
    – Melakukan perhitungan SWL(Safe Working Limit) dan WLL (Working Load Limit) sebelum pengangkatan beban
    – Melakukan perhitungan arah mata angin
    – Melakukan pengecekan dimensi pada Crane dan Tiang Pancang
    – Memastikan pekerja menjalankan pekerjaan sesuai dengan SOP dan JSA
    – Melakukan Safety Briefing / Safety Induction sebelum bekerja
    – Pemeriksaan struktur tanah sebelum crane memasuki area kerja
    – Menggunakan tali sling sesuai dengan berat beban yang akan diangkat
    – Memastikan Operator Crane dan Rigger memiliki SIO & Crane telah tersertifikasi
    – Memastikan pekerja menjalankan pekerjaan sesuai dengan SOP dan JSA
    – Melakukan training pekerja
    – Memastikan kondisi pekerja yang siap untuk bekerja
    – Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)

    Sumber pustaka: Poskotanews.com, edisi Minggu 16 Oktober 2016 20:11 WIB
    http://poskotanews.com/2016/10/16/kaki-pekerja-putus-tertimpa-crane-dan-tiang-pancang-di-ciliwung/


    Nama : Safira Nava Pragisca
    NIM : 14.11.106.701501.1418
    Semester : VI
    Kelas : B2

  11. Tower Crane Setinggi 30 Meter Roboh dan Timpa 5 Rumah Warga di Jalan Rajawali Palembang

    Palembang (Sriwijaya TV) – Selasa, 20 Oktober 2015 Sebuah tower crane setinggi 30 m yang digunakan untuk pembangunan hotel di jalan Rajawali Lorong Pipit 1 RT 22/5 Kelurahan 9 ilir Kecamatan Ilir Timur 2 Palembang , Jatuh dan menimpa 5 rumah warga dan 2 buah mobil yang sedang terpakir disekitar area tower crane , tower crane diduga jatuh dan menimpa rumah warga tersebut dikarenakan kontur tanah dan konstruksi tanah tidak kuat menahan berat dari tower crane tersebut .

    Menurut Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Maruli Pardede yang ditemua pada hari Rabu 21 oktober 2015 mengatakan , sejauh ini untuk insiden robohnya crane ini sedang dilakukan penyelidikan dari tim Labfor Polresta Palembang , dan perwakilan dari pemilik rumah-rumah yg menjadi korban dari jatuhnya crane tersebut telah memberikan keterangan dan informasi ke Polresta Palembang .

    Kompol Maruli Pardede juga menambahkan , terkait unsur pidana pada insiden jatuhnya crane tersebut telah sedang dilakukan penyelidikan di area jatuhnya crane tersebut dan tinggal menunggu hasil dari tim Labfor apakah crane yang jatuh dan menimpa 5 rumah warga dan 2 buah mobil yang sedang parkir ini , murni kasus kecelakaan atau ada unsur kesengajaan di dalamnya .


    Analisa Kecelakaan Tower Crane Setinggi 30 Meter Roboh dan Timpa Rumah Warga di Jalan Rajawali Palembang
    Kecelakaan tower crane pada berita tersebut disebabkan oleh 2 faktor yaitu :

    a) Penyebab Langsung
    -Beban yang diangkat oleh tower crane melebihi batas izin kemampuan atau overload
    -Terdapat Kemiringan pada tiang tower crane
    -Pondasi tower crane tidak kuat
    -Struktur tanah tidak kuat menahan bobot tower crane
    -Umur tower crane sudah tua
    -Jadwal penggunaan tower crane yang terlalu dipaksakan
    -Sambungan tower crane tidak kuat atau tidak terpasang dengan sempurna
    -Kurangnya pengawasan di area tower crane

    b) Penyebab Tidak Langsung
    -Perencanaan Pengangkatan yang kurang baik
    -Sumber daya manusia (pekerja) yang tidak memenuhi persyaratan
    -Perencanaan pemasangan tower crane yang tidak sesuai
    -Kurangnya observasi atau survei lapangan dimana tower crane didirikan

    Rekomedasi terkait kecelakaan tower crane tersebut :
    -Saat pemasangan tower crane harus dicek ketegakannya dari dua sisi yang berbeda menggunakan alat ukur theodolit dengan angka kesalahan maksimal 0,55 mm.
    -Pastikan dimensi tower crane tidak terlalu kecil
    -Pastikan bahan bangunan yang digunakan untuk pembangunan crane sesuai dengan spesifikasi material yang dibutuhkan
    -Buat jadwal pengoperasian crane agar crane dapat diistirahatkan dan tidak bekerja secara terus menerus , hal ini digunakan untuk meengantisipasi kelelahan operator ataupun tower crane itu sendiri
    -Pastikan sambungan tower crane terpasang dengan kuat dan sempurna
    -Melakukan Perhitungan SWL dan WLL sebelum Tower Crane mulai dioperasikan
    -Melakukan inspeksi kelayakan pada tower crane sebelum digunakan
    -Memastikan SOP dan JSA sudah berjalan dengan baik

    Sumber pustaka : SriwijayaTV.com, edisi Rabu 21 oktober 2015.
    http://www.sriwijayatv.com/read/10554/tower-crane-setinggi-30-meter-roboh-dan-timpa-5-rumah-warga-di-jalan-rajawali-palembang.html


    Nama : Getar Insani
    NIM : 14.11.106.701501.1401
    Semester : VI
    Kelas : B2

  12. Operator Tewas Tertimpa Crane

    SENDAWAR – Seorang karyawan PT Gunung Bayan (GBPC) Kutai Barat (Kubar) mengalami nasib nahas, Kamis (2/7) lalu sekitar pukul 10.30 Wita. Karyawan bernama Abdullah (35) tewas akibat tertimpa crane,alat pengangkat yang biasa di gunakan di dalam proyek konstruksi, ambruk dan menimpa dirinya. Besi panjang dengan berat sekitar 70 Ton itu menghantam tubuh korban.

    Abdullah mengalami kecelakaan kerja di kampung Sebelang, Kecamatan Muara Pahu. Petugas Polsek Muara Pahu Aiptu Joko S menyebutkan, korban tinggal di RT 2 Kampung Sebelang. Korban yang bekerja sebagai operator crane di perusahaan batu bara (GBPC). Hari itu, dia sedang melakukan aktifitas pembongkaran conveyor.

    “Tiba-tiba crane miring ke kanan. Dalam hitungan detik, crane pun ambruk. Memang korban sempat melompat dari ruangan operator. Namun entah mengapa dia malah pindah ke arah besi crane yang ambruk,” Kata Joko.

    Hingga pukul 15.00 Wita, jasad Abdullah belum dapat dievakuasi kerena harus memindahkan besi sangat berat, sementara tak ada alat yang bisa dipakai.
    Puluhan pekerja yang berada di lokasi yang selama beberapa waktu hanya berkerumun menatap ke arah tubuh korban. Mereka seakan tidak percaya meyaksikan teman sekerja dan dikenal akrab, tewas dengan kondisi yang sangat mengenaskan


    Analisis dari kecelakaan yang terjadi adalah :
    1. Crane kehilangan keseimbangan pada saat mengangkat conveyor
    2. Crane yang digunakan tidak mampu mengangkat beban dari conveyor yang diangkat
    3. Operator tidak mengetahui berapa berat conveyor yang diangkat

    Faktor penyebab langsung dari kecelakaan ini adalah :
    1. Tidak dilakukan inspeksi terhadap crane sebelum digunakan
    2. Beban dari conveyor melebihi batas SWL (Safe Working Load) dari crane yang dipakai
    3. Tidak terdapat label atau tanda berapa berat conveyor yang akan diangkat
    4. Operator tidak mematuhi instruksi kerja yang diberikan
    5. Tidak ada pengawasan dari pihak safety atau pengawas proyek saat akan dilakukan proses pengangkatan conveyor tersebut

    Faktor tidak langsung dari kecelakaan ini adalah :
    1. Rendahnya kesadaran seluruh karyawan proyek tentang aspek keselamatan kerja
    2. Kurangnya sosialisasi kepada karyawan tentang aspek aspek keselamatan kerja yang dilakukan oleh pihak safety ataupun pengawas proyek
    3. Operator mengalami kelelahan pada saat bekerja sehingga mengabaikan instruksi kerja yang diberikan
    4. Perencanaan jam kerja yang kurang baik sehingga karyawan mengalami kelelahan

    Rekomendasi yang diberikan :
    1. Selalu dilakukan inspeksi dan maintenance terhadap crane yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera dalam Permenakertran No.5 tahun 1985 Bab VIII pasal 138 ayat 4
    2. Sebelum melakukan pekerjaan seluruh karyawan diberikan induksi dan dilakukan safety meeting untuk membahas bahaya apa saja yang ada dalam proses bekerja
    3. Pihak safety ataupun pengawas proyek selalu melakukan pengawasan terhadap seluruh karyawan yang bekeja
    4. Seluruh karyawan diberikan sosialisasi terhadap aspek keselamatan kerja
    5. Pengaturan jam kerja yang lebih baik agar para pekerja tidak mengalai kelelahan atau fatigue

    Sumber Pustaka: Pro Kaltim, edisi Sabtu 4 Juli 2015 09:36 WITA
    http://kaltim.prokal.co/read/news/236544-operator-tewas-tertimpa-crane


    Nama: Wira Herlambang
    NIM: 14.11.106.701501.1325
    Semester: 6
    Kelas: B2

  13. Kejatuhan Crane Pupuk, Buruh TKBM Tewas

    BONTANG – Seorang buruh Koperasi Karyawan Tenaga Kerja Bongkar Muat (Kopkar TKBM), Hasbi Syahputra (26) tewas ketika menyusun urea bag di Pelabuhan Khusus (Pelsus) PKT di Kelurahan Lhoktuan, Bontang Utara. Herman tewas tertimpa besi baja crane pengangkut pupuk milik PKT.

    Kronologi kejadian yang didapatkan Koran Kaltim menyebutkan, crane jatuh setelah selang konektor hydrolic lepas. Crane pengangkut pupuk jatuh beserta muatan berupa urea bag seberat 2 ton dan menimpa palka kapal. Hasbi yang berada di dalam palka kapal tewas tertimpa benda berton-ton.

    Saksi di tempat kejadian, Herman Saleh menuturkan, peristiwa tragis itu terjadi Jumat (9/10) sekira pukul 03.00 dini hari. Saat itu, ada kegiatan bongkar muat di area Dermaga I Pelsus PKT Bontang. Dia dan lima rekannya yang lain, termasuk Hasbi, sedang berada di dalam palka (ruang muat kapal), KM Kebun Karet.

    Herman tak melihat langsung bagaimana selang hydrolic lepas dan menjatuhkan bag urea berisi pupuk seberat dua ton. Dia hanya mendengar suara benda berderak, kemudian disusul suara benda jatuh ke lantai disertai bunyi keras.

    Jenazah Hasbi sendiri langsung dibawa ke kampung halamannya di Kecamatan Bone-bone, Kabupaten Luwu Utara. Pagi sekitar pukul 09.00 Wita, keluarga mengantar jenazahnya ke Balikpapan untuk diberangkatkan.

    Dikonfirmasi terpisah, Manajer Humas PT Pupuk Kaltim Wahyudi mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan investigasi. Perusahaan ingin mengetahui penyebab kejadian yang menyebabkan hilangnya nyawa Hasbi Syahputra.

    “Benar ada kecelakaan kerja. Tapi bukan karyawan PKT (korbannya). Tetapi, karena aktifitas perusahaan berada di lingkungan PKT, kami akan menginvestigasi hal ini. Apa penyebab pasti kecelakaan tersebut,” katanya.

    Wahyudi melanjutkan, pihaknya pasti akan memberikan sanksi kontraktor yang terlibat dalam insiden tersebut. Apalagi bila hasil investigasi menyebutkan ada kelalaian dalam insiden tersebut. “Jika terbukti ada kelalaian akan diberikan sanksi,” katanya, tegas.

    Sementara, Kapolres AKBP Hendra Kurniawan melalui Kabag Humas Iptu Kalvin mengatakan hingga saat ini Polres belum mendapatkan informasi mengenai kejadian tersebut. Polisi juga belum mendapatkan laporan dari perusahaan maupun dari keluarga korban terkait kejadian itu.

    “Belum ada laporan dari perusahaan atau keluarga korban. Belum bisa kami tindaklanjuti,” ungkapnya.


    ANALISIS KECELAKAAN KERJA :
    • Seorang pekerja meninggal setelah tertimpa urea bag seberat 2 ton, kejadian terjadi ketika selang konektor hydraulic yang terdapat pada crane terlepas sehingga menjatuhkan urea bag seberat 2 ton tersebut.

    FAKTOR PENYEBAB LANGSUNG:
    • Selang konektor hydraulic pada crane terlepas karena tidak kuat menahan beban
    • Tidak adanya tali pengikat tambahan yang dapat menahan urea bag tersebut
    • Pekerja tidak melakukan pengecekan pada peralatan crane sebelum melakukan pekerjaan
    • Para pekerja tidak berkompeten atau tidak memiliki keterampilan
    • Crane sudah tidak layak digunakan
    • Tidak ada pemeliharaan terhadap crane
    • Pekerja kurang fokus atau kelelahan
    • Bekerja tidak sesuai SOP

    FAKTOR PENYEBAB TIDAK LANGSUNG :
    • Kurangnya pengawasan pada saat melakukan pekerjaan
    • Perencanaan kerja yang tidak memadai
    • Tidak adanya pengontrolan terlebih dahulu saat melakukan pengangkatan
    • Kurangnya perhatian pada situasi kerja tersebut sehingga ada pekerja yang berada pada wilayah rawan kecelakaan
    • Kurangnya komunikasi antar pekerja

    REKOMENDASI AGAR KECELAKAAN TIDAK TERULANG :
    • Memberikan safety berupa tali atau sling pengaman tambahan sehingga saat selang terlepas masih ada pengaman yang menahan beban
    • Menerapkan SOP dengan baik dan melakukan pengecekan terhadap peralatan sebelum melakukan pekerjaan
    • Memastikan para pekerja yang terlibat memiliki keterampilan di bidang tersebut dan memiliki SIO yang sesuai dengan kriteria pekerjaannya
    • Tidak menggunakan crane yang sudah tidak layak pakai
    • Menunjuk seorang supervisor untuk melakukan pengawasan¸ pengontrolan, dan pengarahan terhadap pekerjaan tersebut
    • Mensterilisasi wilayah kerja pada saat melakukan proses pengangkatan sehingga tidak ada pekerja yang berada dibawah beban yang diangkat pada saat bekerja sehingga kejadia tidak terulang kembali
    • Memberikan waktu istirahat yang cukup kepada pekerja

    Sumber Pustaka : korankaltim.com edisi 9 Oktober 2015
    http://www.korankaltim.com/kejatuhan-crane-pupuk-buruh-tkbm-tewas/


    Nama : Andriawan Evendy
    NIM : 14.11.106.701501.1274
    Semester : VI
    Kelas : B2

  14. Crane KM Marina Star-2 Roboh di Priok

    JAKARTA (Pos Kota) – Telah terjadi kecelakaan Crane kapal KM Marina Star-2 milik pelayaran PT Meratus roboh saat proses bongkar muat di dermaga 102 Pelabuhan Tanjung Priok Minggu petang. Tidak ada korban jiwa, namun peristiwa tersebut sempat mengganggu kegiatan bongkar muat kapal.

    Saat kejadian berlangsung Kapal Marina Star-2 sedang di charter oleh PT. Hamasnusa dan yang mengageni kapal itu yakni PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) sedang membongkar petikemas antar pulau.

    Kepala kantor Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Setyobudi mengatakan peristiwa tersebut akibat kelalaian dalam kegiatan bongkar muat peti kemas yang menyebabkan crane kapal KM Marina Star-2 patah.

    “Patahnya crane kapal terjadi saat pergantian shift kerja. Dugaan kami itu crane tidak di rem oleh pekerja yang shift sebelumnya sebab kejadian ini persis saat pergantian shift kerja bongkar muat sehingga patah dan roboh,” ujar Hari, Senin (7/9).

    Hari mengatakan, pihaknya langsung menurunkan petugas dan selama dua hari terus memantau perkembangannya dan kini bongkar muat di dermaga tersebut sudah hampir selesai.

    Robohnya crane kapal tersebut cerita Hari terjadi pada Minggu Sore (6/9) sekitar pukul 16.00 saat melayani angkutan peti kemas antar pulau.


    1. Analisis Kecelakaan Kerja
    a. Faktor Penyebab Langsung
    – Kelalaian dalam kegiatan bongkar muat petikemas.
    – Crane tidak direm oleh pekerja pada saat pergantian shift
    – Operator tidak mengecek terlebih dahulu pada saat pergantian shift
    – Tidak mematuhi prosedur kerja yang ada.
    b. Faktor Penyebab Tidak Langsung
    – Tidak dilakukan briefing sebelum melakukan kegiatan pekerjaan.
    – Kurangnya pegawasan dilokasi pekerjaan
    – Tidak adanya kesadaran pada pekerja tentang keselamatan kerja

    2. Rekomendasi
    – Melakukan briefing atau induksi kepada semua operator sebelum melakukan pekerjaan
    – Memberikan training kepada operator
    – Memberikan pengawasan yang ketat agar tidak adanya kelalaian yang serupa
    – Melakukan pengecekkan crane sebelum pergantian shift
    – Adanya sanksi untuk operator yang tidak mematuhi prosedur pekerjaan

    Sumber pustaka : poskotanews.com, edisi Senin 7 September 2015 21:23 WIB
    http://poskotanews.com/2015/09/07/crane-km-marina-star-2-roboh-di-priok/


    Nama: Rosdiana
    NIM: 13.11.106.701501.0994
    Semester: VI
    Kelas: B2

  15. Petugas Honorer PU Mempawah Alami Kecelakaan Kerja

    Mempawah (Antara Kalbar) – Dua orang tenaga honorer Dinas PU Kabupaten Mempawah mengalami kecelakaan kerja, Rabu, sekira pukul 13.30 WIB.
    Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas PU Kabupaten Mempawah Drs. Hamidia Norfal mengatakan kecelakaan kerja terjadi akibat crane hidrolik unit armada operasional Penerangan Jalan Umum (PJU) tiba-tiba rusak saat dioperasionalkan para petugas di Desa Bakau Kecil, Kecamatan Mempawah Timur.

    “Akibat kecelakaan kerja tersebut kondisi pekerja diantaranya mengalami luka lecet yakni Leman (30th), tapi sudah mendapatkan perawatan medis (rawat jalan). Sedangkan Ogut (30 th) mengalami benturan keras di kepala. Korban Ogut (30 thn) dilarikan ke Rumah Sakit Pontianak guna mendapatkan perawatan medis”, jelas Hamidia Norfal.

    Akibat kecelakaan kerja yang dialami dua pekerja honorer PJU Kabupaten Mempawah, diakui Hamidia Norfan secara tupoksi layanan PJU di kabupaten itu dipastikan mengalami hambatan.

    “Atas nama instansi berwenang kami pihak PU, bidang pertamanan dan kebersihan meminta maaf kepada masyarakat, karena musibah/kecelakaan kerja tersebut menyebabkan pelayanan tidak optimal,” ujar Hamidia Norfal melalui telpon.


    ANALISA KECELAKAAN :
    – crane hidrolik unit armada operasional Penerangan Jalan Umum (PJU) tiba-tiba rusak saat dioperasionalkan para petugas di Desa Bakau Kecil
    – Akibat kecelakaan kerja tersebut kondisi pekerja diantaranya mengalami luka lecet yakni Leman (30th), sedangkan Ogut (30 th) mengalami benturan keras di kepala

    FAKTOR PENYEBAB LANGSUNG :
    – Crane hidrolik armada operasional ( PJU ) tiba-tiba rusak

    FAKTOR PENYEBAB TIDAK LANGSUNG :
    – Crane tidak diinspeksi terlebih dahulu sebelum di operasikan
    – kurangnya pengawasan
    – Pekerjaan beresiko tinggi seharusnya ada upaya untuk pengedaliannya
    – Tidak memasang traffic cone di sekitar area pekerjaan

    REKOMENDASI :
    – Pastikan operator memiliki SIMPER, SIO
    – Memberikan safety talk terlebih dulu sebelum bekerja
    – Menggunakan APD sesuai pekerjaan
    – Menerapkan SOP
    – Operator dan pekerja lain harus memastikan bahwa lingkungan kerja tidak ada orang dan memasang traffic cone disekitar area crane dan proses pengangkatan dilaksanakan dengan aman
    – Melakukan inspeksi crane sebelum di operasikan dan setelah selesai di operasikan

    Sumber Pustaka: Antarakalbar.com, edisi Rabu 21 September 2016 19:13 WIB
    http://www.antarakalbar.com/berita/343433/petugas-honorer-pu-mempawah-alami-kecelakaan-kerja


    Nama : Adi Gunawan
    NIM : 14.11.106.701501.1437
    Semester : VI
    Kelas : B2

  16. Kecelakaan kerja di proyek Gedung LKPP, satu tewas

    Merdeka.com – Kecelakaan kerja terjadi di proyek Gedung Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), di kawasan Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan. Dalam kejadian itu, satu pekerja tewas akibat tertimpa lengan konstruksi tower crane yang jatuh.

    Menurut keterangan saksi di dekat lokasi proyek, Yansen, insiden itu terjadi pukul 10.30 WIB. Menurut dia, saat tower crane itu sedang dibongkar karena sudah selesai digunakan.

    “Enggak tahu kenapa, tahu-tahu konstruksi crane-nya jatuh. Korban ada tiga orang. Satu tewas tertimpa, dua cedera,” kata Yansen kepada awak media di lokasi kejadian, Jakarta, Rabu (1/10).

    Menurut dia, saat kejadian dua operator mesin itu juga melompat guna menyelamatkan diri. Sementara, dua pekerja cedera jatuh terseret lengan crane itu saat mereka sedang mengerjakan dinding. Tetapi, saat pihak kontraktor Waskita Karya di lokasi hendak dikonfirmasi, mereka menolak memberikan keterangan. Mereka juga bungkam saat ditanya ihwal lokasi tempat para pekerja dirawat.

    Dari pantauan, setelah kejadian tidak nampak kegiatan di proyek gedung berlantai 13 model limas itu. Hanya bekas kecelakaan terlihat jelas. Yakni lengan crane yang melintang hingga ke lokasi proyek Gedung Pertamina dan Gedung ANTV. Sebagian steger juga nampak rusak tersapu bagian crane itu. Proses pembongkaran crane pun terhenti.

    Lengan crane itu juga menimpa tembok dan sebagian wilayah parkir Gedung ANTV, persis di sebelahnya. Beruntung saat kejadian, seorang pesuruh yang sedang beristirahat lari menyelamatkan diri menghindari lengan crane itu. Tetapi sayang, sepuluh sepeda motor yang sedang parkir hancur tertimpa lengan seberat kurang lebih 12 ton itu.

    “Untung di belakang lagi sepi. Cuma motor saja pada kena. Katanya mau diganti full,” kata seorang petugas keamanan gedung ANTV yang motornya ikut tertimpa. [has]


    Analisis kecelakaan crane terjadi :
    1. Perencanaan yang kurang baik
    2. Kegagalan dari peralatan
    3. SDM yang tidak memenuhi persyaratan
    4. Faktor alam (angin, cuaca, bencana alam dll)

    Faktor Penyebab langsung :
    1. Mesin sudan rusak karena kurangnya perawatan dan tidak diganti.
    2. Crane yang sudah berumur sehingga menyebabkan beberapa komponen mengalami aus.
    3. Tidak melaporkan adanya kerusakan alat
    4. Pekerja mengabaikan instruksi kerja
    5. Pekerja tidak mengikuti prosedur, peraturan keselamatan kerja.
    6. Beroperasi atau bekerja dengan kecepatan yang tidak aman.

    Faktor Penyebab tidak langsung :
    1. Suasana kerja tidak kondusif .
    2. Pekerjaan tidak sesuai dengan keahlian tenaga kerja
    3. Beban kerja yang sangat berat.
    4. Masalah pribadi yang mengganggu konsentrasi kerja.

    Rekomendasi :
    1. Memasang Boom limit switch : pengaman pada crane untuk mencegah berlebihnya derajat angkat sehingga beam dari crane tersebut menabrak ke body utama dari crane dan dapat berakibat hilangnya ke stabilan saat proses lifting dan beban dapat jatuh atau menabrak pada beam crane itu sendiri (terdiri dari penunjuk derajat / pointer dan angle plate).
    2. Memasang Over hoist Limit switch : Pengaman pada crane yang berfungsi untuk menahan ketika terjadi over height pada saat lifting yang dapat berakibat terlepasnya hook dan beban menjadi tidak stabil.
    3. Apabila lebih dari seorang yang bekerja pada peralatan angkat, operator harus bekerja berdasarkan isyarat hanya dari satu orang yang ditunjuk.
    4. Setiap pesawat angkat sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji terlebih
    dahulu dengan standar uji yang telah ditentukan.
    5. Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dilaksanakan selambat lambatnya 2 (dua) tahun setelah pengujian pertama dan pemeriksaan pengujian ulang selanjutnya dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali.
    6. Posisi Rigger harus terlihat oleh operator.
    7. Memastikan bahwa operator dan rigger memiliki SIO yang masih berlaku.
    8. Melakukan Inspeksi dan maintenance rutin kepada crane.
    9. Memastikan Operator bekerja sesuai dengan SOP.
    10. Pastikan daerah konstruksi steril dari para pejalan kaki yang berlalu-lalang.

    Sumber pustaka: Merdeka.com, edisi Rabu 1 Oktober 2014 16:11 WIB
    https://www.merdeka.com/peristiwa/kecelakaan-kerja-di-proyek-gedung-lkpp-satu-tewas.html


    Nama: Nikita Claudy Sepnadia Razak
    NIM: 14.11.106.701501.1278
    Semester: VI
    Kelas: B2

  17. Crane PT Hyundai – PLTA Sambar Pekerja, 1 Tewas

    Hyundai Takengen | Lintas Gayo – Crane perusahaan yang akan mengoperasionalkan listrik di PLTA Puesangan, memakan korban jiwa. Crane dari perusahaan Hyundai ini menyambar dua pekerja, satu meninggal dunia, satu lagi mengalami luka ringan.

    Kejadian berlangsung Senin (21/9/2015) menjelang siang di Burni Bius, Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah. Korban Benersyah Melala, 61, setelah dilakukan visum di RSU Datu Beru Takengen, dibawa kerumah duka di Pante Raya, Kecamatan Wih Pesam, Bener Meriah.

    Sementara Rahmatsyah, 35, penduduk Kemili, Kecamatan Bebesen, mengalami patah kaki dan harus menjalani perawatan.
    “ Kita tidak mengharapkan musibah. Namun ini sudah perjalanan hidup seseorang. Kita akan urus korban dan kami juga akan kerumah duka, sementara proses hukumnya, itu wewenang polisi,” sebut Octavianus, pimpinan PLTA Peusangan Takengen, ketika diminta keteranganya.

    Menurut Octa, korban yang sedang mengoperasionalkan ginset di PT Hundyai ini, pondasi crane kurang kuat dan terlepas. Saat jatuh menimpa korban. Yang luka ringan setelah dibawa ke RSU Datu Beru dibenarkan pulang oleh petugas medis.

    Humas PT Hyundai di Takengen, Syukur Kobath, juga sudah berada di rumah duka di Pante Raya. Korban akan dikebumikan di Pante Raya. Pihak PLTA dan Hyundai berkejewajiban mengurus korban, sebut Octavianus.

    Sementara itu Kasat Serse Polres Aceh Tengah Akp. Raja Gunawan, ketika dikonfirmasi menyebutkan, pihaknya sedang di lapangan, melakukan olah TKP. Mengumpulkan sejumlah bukti tentang musibah yang dialami pekerja di PT Hundyai ini. (LG 01/Iqoni RS)


    1. ANALISIS KECELAKAAN KERJA :
    Terdapat 2 orang pekerja yang mengalami kecelakaan pada saat crane yang digunakan untuk pengoperasian listrik, menyambar 2 orang pekerja tersebut, yang mana salah satunya meninggal dunia dan 1 pekerja lagi dilarikan ke rumah sakit.

    2. FAKTOR PENYEBAB LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG :

    A. FAKTOR PENYEBAB LANGSUNG:
    – Pondasi Crane yang kurang kuat dan terlepas,
    – Tidak adanya pengecekan terlebih dahulu pada peralatan crane sebelum melakukan pekerjaan,
    – Tidak ada pemeliharaan terhadap crane secara berkala,
    – Operator yang kurang kompeten

    B. FAKTOR PENYEBAB TIDAK LANGSUNG :
    – Kurangnya pengawasan pada saat melakukan pekerjaan tersebut,
    – Kurangnya komunikasi antar pekerja,
    – Kurangnya pemahaman mengenai aspek k3 itu sendiri.

    3. REKOMENDASI AGAR KECELAKAAN TIDAK TERULANG :
    – Penerapkan dan pemahaman mengenai SOP dengan baik,
    – Melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap peralatan sebelum melakukan pekerjaan,
    – Menggunakan crane yang layak digunakanan,
    – Melakukan safety induction sebelum melakukan pekerjaan tersebut,
    – Setiap pekerja yang terlibat harus memiliki keterampilan di bidang tersebut dan memiliki SIO yang sesuai dengan kriteria pekerjaan yang akan di lakukan,
    – Adanya Pengawas untuk melakukan pengawasan¸ pengontrolan, dan pengarahan terhadap pekerjaan tersebut,
    – Komunikasi antar pekerja harus terjalin dengan baik,
    – Menerapkan prinsip aspek k3 yang baik dan benar terhadap pekerja.

    Sumber Pustaka : Lintasgayo.com, edisi Senin 21 September 2015 10.30 WIB
    http://www.lintasgayo.com/56173/crane-pt-hyundai-plta-sambar-pekerja-1tewas.html


    Nama : Siti Rahmawati
    NIM: 14.11.106.701501.1283
    Semester: VI
    Kelas: B2

  18. Crane Roboh Jadi Penyebab Tewasnya Tiga Pekerja asal Surabaya

    Malang – Crane atau gondola diduga kuat menjadi biang jatuhnya ketiga pekerja saat memperbaiki lampu di supermarket Jalan KH. Agus Salim, Kota Malang, Selasa (5/1/2016).

    Siang itu, Suprajitno (65), warga Jalan Bratang Wetan 1-C/10 RT 02/RW 08 Kelurahan Ngagelrejo, Kecamatan Wonokromo, Abin (57) warga Jalan Pandegiling No 177 RT 02/RW 03 Kecamatan Tegalsari dan Andreas Yudiono (59), warga kawasan Kedungsroko, Kelurahan Pacar, Kecamatan Tambaksari, menggunakan crane sebagai alat bantu memperbaiki lampu supermarket di ketinggian sekitar 25 meter.

    Ketiganya merupakan pekerja dari PT Inspirasi Bangun Mandiri beralamatkan di Jalan Siwalankerto No 25, Kota Surabaya. Awal mulanya, kondisi crane masih bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu memperbaiki lampu. Kurang dari satu jam, mendadak crane menggelantung di atas ketinggian 25 meter tersebut roboh dan menjatuhkan ketiga pekerja naas tersebut.

    “Bisa dikatakan crane roboh, bukan jatuh. Karena kawat sling dalam kondisi normal alias tidak putus,” ujar Kapolres Malang Kota AKBP Singgamata kepada wartawan, Rabu (6/1/2016).

    Saat ini Tim Puslabfor Polda Jatim tengah menggelar olah tempat kejadian perkara. Tim terdiri dari empat personel terlihat sibuk meneliti rangkaian gondola yang membawa jatuh ketiga pekerja dari ketinggian sekitar 25 meter.
    Bangkai gondola masih berserakan di lokasi kejadian, garis polisi juga tetap memagari TKP persis berada di halaman depan Pasaraya Mitra tersebut.

    “Tim Labfor masih bekerja, ini penting untuk mengungkap penyebab kejadian,” kata Singgamata.

    Polisi sendiri terus bergerak untuk membuka tabir penyebab kecelakaan kerja menyebabkan tewasnya ketiga pekerja. Sudah delapan saksi dimintai keterangan, bersamaan dengan penyelidikan dari Tim Labfor.

    “Saksi delapan, mereka dari saksi kejadian, pemilik gedung, manajemen perusahaan tempat ketiga korban bekerja. Serta para pekerja lain,” ungkap Singgamata.

    Tiga pekerja tewas jatuh dari atap sebuah supermarket di Jalan KH Agus Salim, Kota Malang, Selasa (5/1/2015). Berikut identitas yang ditemukan petugas saat olah TKP.

    Satu dari ketiga korban tewas diketahui bernama Suprajitno (65), warga Jalan Bratang Wetan 1-C/10 RT 02/RW 08 Kelurahan Ngagelrejo, Kecamatan Wonokromo, Abin (57) warga Jalan Pandegiling No 177 RT 02/RW 03 Kecamatan Tegalsari dan Andreas Yudiono (59), warga Kedungsroko, Kelurahan Pacar, Kecamatan Tambaksari.


    Analisa kecelakaan kerja :
    • 3 pekerja tewas jatuh dari atap sebuah supermarket akibat crane yang roboh dari ketinggian 25 meter

    1. Faktor penyebab langsung
    • Para pekerja tidak berkompeten
    • Para pekerja tidak menggunakan APD
    • Tidak mengikuti peraturan yng telah di tetapkan
    • Tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan denagan resiko bahaya tinggi

    2. Faktor penyebab tidak langsung
    • Kurangnya pengawasan dari atasan PT Inspirasi Bangun Mandiri
    • Tidak ada pengecekan sebelum melakukan pengangkatan
    • Tempat kerja yang kurang memadai

    3. Rekomendasi agar kecelakaan tidak terulang lagi
    • Memberikan training kepada para pekerja
    • Selalu mengecek crane sebelum menggunakan dan sesudah menggunakan
    • Pekerja harus mengetahui bahaya yang ada di lingkungan kerja
    • Harus ada pengawasan dari supervisor
    • Harus memperbaiki prosedur dan kebijakan standar pengangkutan dalam menggunakan crane

    Sumber : Sumber pustaka: DetikNews.com, edisi Rabu 6 Januari 2016 11:42 WIB
    https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3111815/crane-roboh-jadi-penyebab-tewasnya-tiga-pekerja-asal-surabaya


    Nama : Alfian Aly Taufan
    NIM : 14.11.106.701501.1300
    Semester : VI
    Kelas : B2

  19. Crane Jatuh Lukai Warga, Pelaksana Proyek Normalisasi Kampung Pulo Dinilai Lalai

    Pelaksana proyek normalisasi di Kampung Pulo dinilai lalai sehingga alat berat crane proyek normalisasi di Kampung Pulo terjatuh pada Kamis (1/10/2015) sekitar pukul 14.45 WIB.

    Crane terjatuh menimpa bangunan mandi cuci kakus (MCK) semi permanen. Bangunan rubuh menimpa Yuli (14) yang saat itu sedang buang air besar. Dia menderita luka sehingga dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih, Jakarta Timur.
    “Jatuhnya crane akibat kelalaian proyek penanaman tiang pancang di Kampung Pulo. Seorang menderita luka,” ujar Kapolres Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Umar Farouq, kepada wartawan, Kamis (1/10).

    Aparat kepolisian telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa saksi. Diketahui posisi alat berat itu sudah dalam posisi miring di bantaran Kali Ciliwung.
    Sehingga dalam waktu sekejap, menurut Kombes Pol Umar Farouq, alat berat tersebut langsung terjatuh dan menimpa seorang warga Bukit Duri, Yuli.

    “Posisi crane miring makanya roboh. Miring dan sedang bekerja. Tidak (lagi,-red) mengangkat beton, mau menanamkan,” tambah Umar.

    Saat ini sopir alat berat tersebut sedang diperiksa aparat Polres Metro Jakarta Timur. Dia berjanji akan mengusut jatuhnya alat berat yang menimbulkan korban luka-luka ini.

    Sebuah alat berat Crane terjatuh di Kampung Pulo, Jakarta Timur pada Kamis (1/10) sekitar pukul 14.45 WIB.


    1. Analisis Kecelakaan Crane
    A. Penyebab langsung
    – Kondisi tanah yang mudah longsor
    – Tidak menggunakan out rigger

    B. Penyebab Tidak Langsung
    – Karyawan yang tidak perduli dengan Keselamatan Kerja, saat itu posisi crane sudah dalam keadaan miring dan pekerja tetap
    saja melanjutkan pekerjaannya.
    – Tidak adanya perhitungan kelayakan tanah untuk menggunakan crane
    2.Rekomendasi
    – Harus melakukan perhitungan tanah yang tepat untuk penempatan crane
    – Harus memilih karyawan yang tersperifiksi yang memiliki SIO
    – Perusahaan harus memberikan training untuk karyawan agar lebih bisa mengerti atau peduli tentang Keselamatan Kerja

    Daftar Pustaka : TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA. Edisi Kamis, 1 Oktober 2015 17:52 WIB
    http://www.tribunnews.com/metropolitan/2015/10/01/crane-jatuh-lukai-warga-pelaksana-proyek-normalisasi-kampung-pulo-dinilai-lalai


    Nama : Dia Dela Rachman
    NIM : 14.11.106.701501.1388
    Semester : VI
    Kelas : B2


    Komentar Dosen: Tugas ke-1 Anda masih belum disetujui karena masih identik dengan mahasiswa yang lain dan masih belum diperbaiki, lalu mengapa Anda lanjut ke tugas ke-2?

  20. Tora Tewas, Jatuh dari Ketinggian 12 Meter

    Suara.com – Kecelakaan kerja dalam proses pembangunan gedung kuliah bersama di Universitas Mataram menewaskan seorang pekerja dari PT Kreatif Abadi Indonesia.

    Pekerja yang tewas akibat kecelakaan pada Selasa (2/12/2014) itu adalah Tora (32) asal Lamongan, Jawa Timur. Selain Tora, empat korban lainnya yang mengalami luka-luka adalah Ujang (34), Sarifudin (33), Yasto (38), dan Bayu (34).

    Ujang salah seorang korban yang mengalami patah tulang di bagian tangan kanannya, Rabu, menuturkan bahwa rekannya yang tewas dalam kecelakaan tersebut telah dijemput oleh pihak keluarga dan sudah dipulangkan ke kampung halaman pada Selasa (2/12).

    Sedangkan tiga rekan lainnya yakni Sarifudin, Yasto, dan Bayu hingga kini masih mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. “Ketiganya sudah siuman, dan kini masih dirawat,” ujarnya saat ditemui di gedung kuliah bersama (GKB) Unram.

    Menurut keterangan Ujang, kecelakaan kerja itu terjadi di saat sedang membongkar “crane”. Ia menduga ada satu “pen” penguncinya patah mengakibatkan “crane” ambruk. “Saya bersama tiga rekan lainnya berada di ‘crane’ dengan ketinggian 12 meter dan satunya lagi di bawah. Kami bertugas untuk membongkarnya karena kontrak kerja sudah habis,” ujarnya. Saat kecelakaan itu, kata dia, dua rekannya yang berada di atas terjatuh, salah satunya adalah Tora. Sedangkan dirinya tersangkut besi dengan kondisi tangan kanan sudah patah.

    “Saat itu saya sudah tidak sadarkan diri. Karena kepala saya terkena benturan keras,” kata Ujang.
    Ujang yang dijumpai di lokasi kejadian itu kini sudah dalam keadaan membaik, namun terlihat tangan kanannya terbalut kain putih dan masih terdapat luka memar di bagian kening dan lehernya.

    Sementara itu, Poltak Aritonang, pemborong proyek pembangunan GKB Unram mengatakan bahwa saat kecelakaan itu dirinya tidak berada di tempat. “Saya waktu itu lagi di luar, jadi tidak tahu pasti kronologisnya,” kata Poltak. Namun ia membenarkan bahwa kontrak kerja dengan PT Kreatif Abadi Indonesia sudah selesai sejak 25 November 2014 lalu. “Kontraknya sudah selesai, jadi mereka lagi tahap pembongkaran alat,” ujarnya.

    Lebih jauh Poltak menuturkan bahwa pembangunan GKB Unram yang dilakukan sejak 12 Juli 2014 itu sebentar lagi akan selesai, pada 8 Desember 2014 rampung sesuai target. “Kami sebenarnya dalam tahapan ‘finishing’, minggu depan bangunan ini sudah jadi,” katanya.


    1. Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja
    Penyebab kecelakaan kerja dia atas karena ketika sedang membongkar crane ada salah satu “pen” penguncinya yang patah mengakibatkan “crane” yang berada di ketinggian 12 meter ambruk. Dan ketika crane ambruk lima orang pekerja yang sedang berada di crane mengalami kecelakaan tersebut mengakibatkan satu orang tewas dan empat korban lainnya mengalami luka-luka

    A. Faktor penyebab langsung
    • Tidak ada pengawasan terhadap para pekerja ketika sedang melakukan pembongkaran crane
    • Tidak adanya SOP tentang bagaimana cara melakukan pembongkaran crane
    • Tidak dilakukan inspeksi terhadap crane
    • Pengawas tidak memberikan safety talk mengenai bagaimana cara melakukan arahan kepada pekerjanya

    B. Faktor Penyebab tidak langsung
    • Pekerja tidak memiliki keahlian dan pengetahuan dalam melakukan pembongkaran crane
    • Pekerjaan tidak sesuai dengan keahlian atau skill para pekerja
    • Pekerja tidak mementingkan keselamatan dalam melakukan pekerjaan
    • Kesalahan dalam merekrut pekerja

    2. Rekomendasi
    • Memberikan pelatihan bagi para pekerja
    • Membuat prosedur bagaimana melakukan perkajaan dengan benar
    • Memberikan safety talk kepada pekerja
    • Mengawasi para pekerja terutama pekerjaan yang memiliki pontensi kecelakaan sangat besar

    Sumber Pustaka: Suara.com edisi Rabu 03 Desember 2014 jam 23:13 WIB
    http://www.suara.com/news/2014/12/03/231300/tora-tewas-jatuh-dari-ketinggian-12-meter


    Nama: Anugerah Taufiq Ismail
    NIM: 14.11.106.701501.1302
    Semester: VI
    Kelas: B2

  21. Tersenggol Crane, Pekerja Pelabuhan Batuampar Tewas Seketika

    Seorang pekerja di pelabuhan Batuampar, Batam, Awi (33), tewas akibat tersenggol crane, Senin (13/2/2017) sore.
    Peristiwa naas tersebut dialami oleh ayah satu anak itu sekitar pukul 18.15 WIB.
    Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Batam di lapangan, sore menjelang malam itu, Awi sedang buang air kecil di kawasan pelabuhan.

    Sementara, saat itu, aktifitas di pelabuhan Batuampar masih terus berjalan.

    “Namanya dia mau pipis mungkin, dia berondok-berondok gitu kan. Jadi orang nggak lihat. Nggak tahunya crane itu bergerak mutar. Kenalah kepala belakangnya, dia jatuh, terus dahinya itu terbentur lagi,” tutur seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya.

    Akibat benturan tersebut, Awi pun mengalami luka serius di bagian kepalanya akibat hantaman besi pengangkat barang tersebut.

    Darah terus mengucur dari belakang kepalanya.

    Awi langsung dilarikan ke RS Budi Kemuliaan Batam, namun nyawanya tak tertolong.
    Kematian pria yang tinggal di Bengkong itupun mengejutkan kerabat juga rekan kerjanya.

    Satu per satu kerabat Awi mendatangi UGD RS Budi Kemuliaan.
    “Kok pergi cepat sekali, kenapa kamu pergi…” ucap kerabat Awi sambil memeluk jenazahnya yang masih berlumuran darah itu.

    Saat ini, keluarga, kerabat dan rekan-rekan kerja Awi masih berkumpul di rumah sakit.
    “Dia kerja di Pelabuhan Batuampar, bagian formil, bagian kantorlah. Kasihan, masih muda, anak saja baru satu. Dia kawan kerja suami saya. Saya juga nggak kenal betul,” ujar satu di antara wanita di UGD RS Budi Kemuliaan.


    Analisa Kecelakaan Pekerja tewas tersenggol crane
    Kecelakaan kerja yang terjadi pada berita di atas disebabkan oleh 2 faktor antara lain:

    A. Faktor Penyebab Langsun
    – Pekerja kurang fokus atau kelelahan
    – Area kerja tidak ada rambu-rambu larangan
    – Kurangnya penerangan

    B. Faktor Penyebab Tidak Langsung
    – Kurangnya konsentrasi operator pada saat mengoperasikan crane
    – Pekerja yang memiliki kesadaran yang rendah akan keselamatan kerja

    C. Rekomendasi untuk perusahaan
    – Memastikan rambu-rambu larangan terpasang
    – Memastikan penerangan di daerah bongkar muat di pelabuhan memadai
    – Melakukan training
    – Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
    – Memberikan waktu istirahat yang cukup untuk pekerja

    Sumber pustaka : Tribune batam.com, edisi Senin 13 Februari 2017 20.05 WIB
    http://batam.tribunnews.com/2017/02/13/breakingnews-tersenggol-crane-pekerja-pelabuhan-batuampar-tewas-seketika


    Nama : Hariansyah
    NIM : 14.11.106.701501.1387
    Kelas : B2
    Semester : VI

  22. Penampakan Crane Roboh Timpa Rumah di Kebayoran Baru

    Langit masih gelap ketika tiba-tiba sebuah crane jatuh dan menimpa sebuah rumah di Jalan Kyai Maja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (15/10/2015) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari tadi. Entah apa penyebabnya hingga crane itu bisa roboh.
    Bagian tiang dari alat besar berwarna kuning itu jatuh tepat di atap rumah seorang warga. Sementara kaki crane mendarat dengan miring di jalanan beraspal.

    Sampai saat ini jajaran kepolisian masih menyelidiki insiden jatuhnya crane tersebut.
    “Menimpa satu rumah. Sampai sekarang masih diproses, pemeriksaan belum selesai,” kata petugas piket Polsek Metro Kebayoran Baru kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (15/10/2015).

    “Masih di lokasi crane-nya,” imbuh dia.
    Agus mengatakan, tak ada korban dalam peristiwa jatuhnya crane ini, baik korban jiwa maupun korban luka.
    Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya sebelumnya melaporkan jatuhnya crane tersebut terjadi di sebuah lokasi proyek di Taman Puring.
    “Kecelakaan crane rubuh di lokasi Proyek Jalan Kyai Maja Jaksel (Taman Puring) dan masih penanganan.”


    1). Analisis kecelakaan crane :
    – Crane kehilangan keseimbangan saat berpindah tempat, setelah melakukan pengangkatan box girder, pinlock pada crane terlepas sehingga crane kehilangan keseimbangan dan roboh menimpa rumah warga.

    A). Faktor penyebab langsung kecelakaan crane :
    – Inspeksi tidak di lakukan kembali setelah crane melakukan pengangkatan.
    – Operator crane tidak mematuhi SOP yang sudah di tetapkan.
    – Operator crane tidak mengetahui pinlock carne terlepas.

    B). Faktor penyebab tidak langsung kecelakaan crane :
    – Operator crane yang kurang berpengalaman.
    – Kurangnya safety briefing sebelum melakukan pekeraan.
    – Operator crane mengalami kelelahan atau fatigue.
    – Kurangnya training operator crane.

    2). Rekomendasi yang teradi pada kecelakaan crane :
    – Sosialisasikan keselamatan dan kesehatan kerja pada area kerja.
    – Tingkatkan safety pada area kerja.
    – Berikan SOP setiap karyawan atau perkerja.
    – Berikan JSA setiap karyawan atau pekerja.
    – Inspeksi alat kerja sebelum di gunakan maupun sesudah digunakan untuk keselamatan dalam bekerja.
    – Selalu melakukan pengawasan pada alat kerja maupun karyawan.
    – Sebelum bekerja harus diberikan safety briefing agar menambah wawasan karyawan.

    Sumber pustaka: Liputan6.com, edisi 15 Oktober 2015 09:23 WIB
    http://news.liputan6.com/read/2340567/penampakan-crane-roboh-timpa-rumah-di-kebayoran-baru


    Nama: Kurnia Septian Dwi Cahyanto
    NIM: 14.11.106.701501.1385
    Semester: VI
    Kelas: B2

  23. Ya Ampun.. Buruh Pelabuhan Tewas Kejatuhan Katrol Crane, Wajahnya Hancur!

    PROKAL.CO, BANJARMASIN – Seorang buruh meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan saat melakukan aktifitas bongkar muat baku semen dari tumpahan truk, Sabtu (18/2) pukul 22.15 wita di dermaga 500 Pelabuhan Trisakti.

    Wajahnya hancur akibat kejatuhan besi katrol crane. Korban bernama Supiani warga Jalan Banyiur Dalam Gang SMPN 25 RT 16, Basirih, Banjarmasin Barat. 
    Informasi didapat Radar Banjarmasin Online, korban bersama beberapa orang rekannya tengah bekerja memuat bahan baku semen (Klinker) dari tumpahan truk dengan menggunakan sekop untuk dimasukan ke jarin yang dilapisi terpal dan kemudian diangkat dengan menggunakan crane yang ada di atas KM Damai Sejahtera 6. 

    Tiba-tiba crane yang mengangkat klinker patah karena tali sling (kawat baja) putus dan besi katrol yang ada di crane jatuh dan menimpa korban. Rekan korban berupaya membawa korban ke Rumah Sakit TPT Dr R Soeharsono dengan menggunakan mobil PT Pelindo III Banjarmasin, tapi nyawa korban tidak tertolong. 

    Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Anjar Wicaksono ketika dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. “Sudah tahap penyidikan oleh Polsek KPL,” kata kapolres dalam pesan singkatnya.


    1. Analisis

    – Faktor penyebab langsung :
    Pengangkatan bahan baku semen (Klinker) melebihi batas kapasitas Crane yang ada di KM Damai Sejahtera 6. Sehingga menyebabkan tali Sling putus dan besi Katrol yang ada di Crane jatuh dan menimpa korban

    – Faktor penyebab tidak langsung :
    Pekerjaan beresiko tinggi namun tidak ada Safeguard nya. Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm sehingga kontak langsung terjatuhnya Katrol terjatuh

    2. Rekomendasi

    – Melakukan pengecekan Alat Angkut (Crane) sebelum menggunakan Alat dan mengetahui kapasitas pengangkatan yang di gunakan
    – Membuat prosedur pekerja seperti SOP, JSA, HAZOP dan lain-lain
    – Pekerja harus di training dan Operator Crane harus mempunyai Surat Izin Operasi (SIO)
    – Perusahaan harus menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dan pekerja wajib menggunakan dalam bekerja


    Nama : Irfan Rizqoni
    NIM : 14.11.106.701501.1287
    Semester : VI
    Kelas : B2

  24. Tower Crane Roboh, Satu Tewas Enam Luber

    KAYUAGUNG – Kasus crane roboh hingga merenggut korban jiwa, tak hanya terjadi di Masjidilharam, Mekah, beberapa waktu lalu. Di Kabupaten OKI, robohnya tower crane milik kontraktor PT Modern Widya Tecnical (PT MWT), menyebabkan satu orang tewas dan enam lainnya luka berat (luber).
    Kejadiannya di pabrik PT OKI Pulp dan Papers Mills, berlokasi di Dusun Sungai Baung, Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugihan, Senin (21/9) sekitar pukul 10.30 WIB. “Saya belum tahu, sedang ibadah haji di Mekah,” singkat perwakilan manajemen PT OKI Pulp & Paper Mills, Gadang Hartawan, saat dihubungi Sumatera Ekspres, kemarin (22/9).

    Terpisah, Kapolres OKI AKBP M Zulkarnain, melalui Kapolsek Air Sugihan Iptu Damarson SH, menceritakan hari itu ada tujuh karyawan PT MWT, bermaksud membongkar tower crane, untuk digeser ke tempat lain. “Ketika sedang membongkar crane itulah, tiba-tiba tower setinggi 20 meter itu roboh. Menimpa ketujuh karyawan itu,” jelas Damarson, kemarin.

    Korban yang meninggal dunia, Juberhot Nainggolan, dengan luka di bagian kepala. Enam lainnya yang luka-luka, atas nama Kuswara, Mawi, Dwi, Surono, Supanto dan Rayer. “Mereka ada yang patah kaki, lecet di tubuh, dan lainnya. Sempat dibawa ke klinik di desa setempat, kemudian dirujuk ke RS RK Charitas Palembang,” terangnya.

    Kata Damarson, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah ada unsur kelalaian dalam kecelakaan kerja itu. “Sejauh ini kami masih melakukan penyelidikan. Yang jelas, pihak kontraktor dalam hal ini PT MWT, akan kami panggil untuk dimintai keterangannya. Termasuk saksi-saksi rekan kerja korban,” pungkasnya. (hak/air)


    1.Analisis kecelakaan kerja tersebut terjadi :
    Bermaksud membongkar tower crane, untuk digeser ke tempat lain. Ketika sedang membongkar crane itulah, tiba-tiba tower setinggi 20 meter itu roboh dan Menimpa ketujuh karyawan itu, dan menyebabkan satu orang tewas dan enam lainnya luka berat (luber).
    a). Faktor penyebab langsung :
    – Proses pembongkaran tower crane dengan alat bantu lain yang seadanya
    – Tidak mengikuti prosedur yang baik sehingga crane seketika roboh
    – Pengawasan yang kurang baik terhadap karyawan
    b). Faktor penyebab tidak langsung :
    – Perencanaan pembongkaran crane yang tidak sesuai prosedur
    – Kurangnya kesadaran karyawan tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja(K3)

    2.Rekomendasi kepada pihak manajemen perusahaan :
    – Memastikan prosedur sudah berjalan dengan baik
    – Menyediakan alat bantu lain yang memadai untuk proses pembongakaan
    – Harus dilakukan oleh orang yang qualified( berkualiatas)
    – Secara berhati-hati saat pembongkaran crane sehingga tidak menimbulkan kerusakan berlebih serta tidak menimbulkan korban
    – Tenaga kerja yang sudah terlatih, berpengalaman, dan tentunya bersertifikat
    – Seluruh karyawan diberikan sosialisasi terhadap aspek keselamatan kerja

    Sumber pustaka : Sumatra ekspres, edisi Senin 22 September 2015 10.30 WIB
    http://www.sumeks.co.id/index.php/dor/147-tower-crane-roboh-satu-tewas-enam-luber


    Nama: Achmad Amiruddin
    NIM: 14.11.106.701501.1439
    Semester: VI
    Kelas: B2

  25. TIGA PEKERJA TEWAS SETELAH TERJATUH DARI LANTAI 8

    TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB – Tiga pekerja PT Griya Trada yang tengah membangun Hotel Bumi Segah, Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur tewas setelah terjatuh dari lantai 8, Sabtu (5/3/2016).

    Menurut saksi mata yang ditemui lokasi, para pekerja tersebut tewas setelah terjatuh dari lantai 8 hotel yang dibangun 9 lantai. Kecelakaan itu menewaskan tiga pekerja masing-masing bernama Widianto (24), Sabar (46), dan Jono (50). Dua korban bernama Widianto dan Sabar diketahui tewas di tempat, sementara Jono meninggal saat berada di RSUD Abdul Rivai.

    Kapolres Berau, AKBP Anggie Yulianto mengatakan, kejadian tersebut bermula saat para pekerja sedang mengangkut pasir ke lantai 8 menggunakan crane.
    Pasir yang rencanannya akan digunakan untuk campuran semen itu hanya diikat dengan tali sling. “Pasir hanya ditopang dua tali sling, kemudian putus dan ketiga pekerjanya jatuh. Sementara pasirnya masih menggantung,” ungkapnya.

    Saat ditanya apakah ada unsur kelalaian, Anggie mengatakan, pihaknya enggan berspekulasi.
    “Kita tidak ingin beropini, nanti faktanya akan diketahui dari proses penyelidikan,” tegasnya. Namun diakuinya, saat kejadian, para pekerja yang beraktivitas di ketinggian itu tidak mengenakan pengaman. Ketiga jenazah saat ini berada di RSUD Abdul Rivai, beberapa orang yang mengaku dari pihak keluarga juga melarang para wartawan meliput kondisi jenazah di RSUD.


    Analisis kecelakaan crane :
    Kecelakaan crane tersebut disebabkan oleh :
    – Tidak adanya Standard Operasional Procedur pada pekerjaan pengoperasian crane yang telah disalhgunakan untuk mengangkat manusia.
    – Kurangnya pengawasan terhadap para karyawan yang bekerja di proyek tersebut.
    – Kurangnya pengetahuan pekerja tentang keselamatan kerja .
    – Tidak ada kordinasi antara Riger dengan Operator crane sebelum mengangkat.
    – Tidak adanya Standard Operasional Procedure tentang pengangkatan barang.
    – Tidak tersedianya alat pelindung diri .
    – Operator crane tidak mengetahui tentang keselamatan kerja.
    – Tidak berjalannya pre start chek pada unit crane.
    – Tidak adanya administrasi control pada pekerjaan tersebut.

    Faktor penyebab langsung:
    – 3 Pekerja jatuh dari sling crane .

    Faktor penyebab tidak langsung:
    – Tidak adanya Standard Operasional Procedur pada pekerjaan pengoperasian crane yang telah disalhgunakan untuk mengangkat manusia.
    – Kurangnya pengawasan terhadap para karyawan yang bekerja di proyek tersebut.
    – Kurangnya pengetahuan pekerja tentang keselamatan kerja .
    – Tidak ada kordinasi antara Riger dengan Operator crane sebelum mengangkat.
    – Tidak adanya Standard Operasional Procedure tentang pengangkatan barang.
    – Tidak tersedianya alat pelindung diri .
    – Operator crane tidak mengetahui tentang keselamatan kerja.
    – Tidak berjalannya pre start chek pada unit crane.
    – Tidak adanya administrasi control pada pekerjaan tersebut

    Sumber Pustaka: Tribun News, edisi Sabtu 5 Maret 2016 18:46 WIB
    http://m.tribunnews.com/regional/2016/03/05/tiga-pekerja-tewas-setelah-terjatuh-dari-lantai-8


    Nama: Candra Dwi Septian
    NIM: 14.11.106.701501.1275
    Semester: VI
    Kelas: B2


    Komentar Dosen: Mana rekomendasi yang Anda berikan untuk perusahaan tersebut?

  26. Gedung Administrasi Kemenko Polhukam Tertimpa Crane, 4 Pegawai Luka

    Merdeka.com – Atap gedung Administrasi milik Kementerian Koordinator Politik Hukum dan HAM yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta Pusat, rusak parah setelah tertimpa crane mobil derek yang tengah merenovasi gedung Kementerian Pertahanan. Akibat insiden itu empat pegawai Kemenko Polhukam mengalami luka-luka.

    “Kejatuhan crane dari atas Menhan. Kejadian pukul 14.45 WIB. Kerusakan parah. Atap gedung roboh semua,” kata salah satu pegawai, Ronal Simanjuntak kepada Merdeka.com, di gedung Kemenkopolhukam, Senin (30/11).

    Pantauan Merdeka.com, kejadian ini membuat sejumlah pegawai kaget hingga berhamburan keluar. Petugas polisi dari Polsek Gambir sudah melakukan olah tempat kejadian perkara.

    Sementara itu, informasi yang dihimpun kejadian tersebut membuat tiga pegawai Kemenko Polhukam mengalami luka ringan sedangkan seorang pegawai mengalami luka cukup serius. Para korban kini tengah menjalani pengobatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkosumo, Jakarta Pusat.


    1. Analisis Kecelakaan kerja
    – Gedung Administrasi Kemenko Polhukam Tertimpa Crane

    a) Penyebab Langsung
    – Kondisi crane atau sling crane yang digunakan sudah tidak layak pakai
    – Tidak adany inspeksi peralatan yang digunakan sebelum bekerja
    – Operator crane dalam kelelahan (fatigue) sehingga kurangnya konsentrasi
    – Tidak menaati prosedur kerja yang telah ditentukan
    – Terjadi miss komunikasi antara operator dengan dogman

    b) Penyebab Tidak Langsung
    – Kegiatan pemeriksaan dan pemeliharaan yang tidak beraturan
    – Kurangnya training terhadap pekerja lain
    – Operator kurang berkonsentrasi saat mengoperasikan crane
    – Tidak melakukan inspeksi terhadap alat

    2. Rekomendasi
    – Memastikan crane layak dan aman digunakan
    – Melakukan pelatihan dan kualifikasi terhadap operator yang ingin memiliki SIO
    – Komunikasi antar pekerja harus terjaga dengan baik
    – Melakukan inspeksi peralatan kerja sebelum digunakan
    – Menggunakan APD
    – Perusahaan membuat perencanaan pada lifting tools

    Sumber Pustaka: Merdeka.com, edisi Senin 30 November 2015 15:43 WIB
    https://www.merdeka.com/peristiwa/gedung-administrasi-kemenko-polhukam-tertimpa-crena-4-pegawai-luka.html


    Nama: Aseptiani Tihta
    NIM: 14.11.106.701501.1303
    Semester: VI
    Kelas: B2

  27. Dua ABK Terluka Tertimpa Crane

    SAMPIT – BONGKAR muat di Pelabuhan Khusus (Pelsus) di Jalan Iskandar, Sampit, berujung petaka, Jumat (28/2) pagi sekitar pukul 08.30 WIB. Tali crane putus dan besi dengan berat bertonton lebih itu menimpa buruh yang sedang bongkar muat. Dua pekerja menjadi kor­bannya dan mengalami luka parah sehingga harus dilarikan ke RSUD dr Murjani Sampit. Beruntung nyawa mereka tidak melayang.

    Kedua korban itu adalah Amir,50, dan Kandar,50. Masing-masing mengalami luka di kepalanya karena tertimpa crane dan punggung, sementara seorang lainnya mengalami cedera lengan kanan.

    Peristiwa itu bermula saat sejumlah pekerja akan membongkar muat semen dari truk di pelabuhan milik Haji Syeh tersebut. Saat itu ada sejumlah pekerja tengah berada di dalam bak truk. Di tengah kesibukan mereka, tiba-tiba tali crane yang digunakan operator putus dan crane langsung jatuh ke dalam truk.

    Ketika itu ada empat pekerja di dalam truk, naas dialami Amir dan Kandar, tidak seberuntung dua rekannya yang berhasil melompat sesaat sebelum crane jatuh ke atas bak truk. Amir dan Kandar pun terluka parah dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan intensif. Tidak hanya itu truk yang ditimpa crane itu pun rusak parah di baknya.

    Kapolsek Keamanan Pelabuhan Mentaya (KPM) Iptu Dhonny Dwi Handaka mengatakan peristiwa tersebut dalam penyelidikan ­pihaknya.

    “Sejumlah saksi masih kami periksa seperti buruh dan operator crane tersebut. Kami juga sudah melakukan pengecekan ke TKP. Ada dua korban dalam kejadian itu dan dilarikan ke RSUD,” jelas Dhonny, Jumat (28/2).

    Untuk penyidikan lebih lanjut juga, pihaknya turut mengamankan dua buah truk yang tertimpa tiang derek itu. Pihaknya masih belum bisa memastikan apa yang menjadi penyebab putusnya tali derek dalam kecelakaan kerja tersebut.

    “Masih kami selidiki kasusnya untuk me­ngetahui apa penyebab peristiwa itu secara pasti.”

    Sementara itu ­pantauan di lokasi kejadian, ­kecelakaan kerja itu sempat ­mengheboh-kan warga sekitar.

    Banyak yang langsung mengerumuni lokasi sekitar pelabuhan yang memang berdekatan dengan kawasan padat penduduk itu.

    Belum ada keterangan ­resmi dari pihak perusahaan ­terkait kecelakaan tersebut. Satu persatu karyawan ­tutup mulut. Dan polisi masih fokus melakukan penyelidikan. (AR/B-5)


    1. Analisa Kecelakaan

    -Peristiwa itu bermula saat sejumlah pekerja akan membongkar muat semen dari truk di pelabuhan milik Haji Syeh.
    -Tali crane putus dan besi dengan berat bertonton lebih itu langsung jatuh ke dalam bak truck.
    -Dua pekerja tertimpa besi yang jatuh yaitu Amir,50, dan Kandar,50.
    -Amir dan Kandas mengalami luka di kepalanya dan punggung karena tertimpa besi crane dan langsung dilarikan ke RSUD dr.Mujani untuk mendapatkan penanganan intensif.

    2. Faktor Penyebab Langsung dan Tidak Langsung

    A. Penyebab Langsung
    -Tali Crane Putus dan Besi menimpa buruh yang sedang bongkar muat.
    -Kepala dan Punggung Amir dan kandar Kejatuhan besi crane.

    B. Penyebab Tidak Langsung
    – Sumber daya manusia (pekerja) yang tidak memenuhi persyaratan
    – Operator crane yang kurang berkompeten dalam bekerja mengoperasikan crane
    – Tidak dilakukan inspeksiperalatan terhadap crane sebelum digunakan
    – Kurangnya kesadaran manusia (SDM) yang kurang memenuhi persyaratan.
    – Kurang training dalam bekerja sebelum mengoperasikan crane

    3. Rekomendasi
    – Menerapkan SOP dengan baik dan melakukan pengecekan terhadap peralatan sebelum melakukan pekerjaan.
    – Melakukan Inspeksi peralatan kerja sebelum digunakan.
    – Melakukan perhitungan SWL) dan WLL sebelum pengangkatan beban.
    – Pengawasan Terhadap Pekerja saat melakukan pekerjaan.


    Nama : Maisyaroh
    NIM : 14.11.106.701501.1304
    Semester : VI
    Kelas : B2


    Komentar Dosen: Mana daftar pustakanya?

  28. Tanjung Redep – Proyek pembangunan lanjutan Hotel Bumi Segah Berau menelan korban jiwa, Sabtu (5/3) sekitar pukul 09.30 Wita.

    Tiga pekerja menjadi korban dalam kejadian tersebut akibat terjatuh dari lantai 8 bangunan yang sedang dikerjakan, kedua korban, Widianto (24) dan Sabar (46) dinyatakan tewas ditempat, sementara Jono (34) yang sempat mengalami kritis langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, juga menghembuskan nafas terakhir karena patah tulang yang cukup serius.

    Informasi yang di dapat, kecelakaan bermula Andri operator crane mengangkat ketiga korban ke atas dengan membawa material untul adukan semen. Pada saat di lantai 8 tali sling nya terputus dan terjatuh.

    Sampai saat ini Polisi masih memeriksa saksi-saksi pekerja maupun pihak PT. Gria Tarada selaku kontraktor proyek tersebut.


    1. Analisis Kecelakaan Kerja :
    Tewasnya ketiga korban pekerja proyek pembangunan Hotel Bumi Segah Berau akibat tali sling crane yang mereka naiki terputus dan terjatuh dari lantai 8 bangunan tersebut.

    A. Faktor Penyebab Langsung :
    – Tali sling crane yang mereka naiki terputus.
    – Tidak ada tali penyangga tambahan untuk mencegah crane terjatuh seketika.
    – Tali sling crane yang kurang layak pakai.
    – Bekerja tidak mengikuti SOP yang ada.
    B. Faktor Penyebab Tidak Langsung :
    – Kurangnya pengawasan saat proyek sedang berjalan.
    – Kurangnya komunikasi sesama pekerja.
    – Tidak ada pengecekan terlebih dahulu.

    2. Rekomendasi :
    a. Melakukan safety talk sebelum melakukan pekerjaan.
    b. Harus ada orang yang mengerti bagian tersebut untuk sebagai pengawas.
    c. Mengecek kesiapan perlengkapan yang akan digunakan.
    d. Mengikuti SOP yang berlaku.

    Sumber Pustaka : korankaltim.com edisi Senin 7 Maret 2016
    http://www.korankaltim.com/sling-crane-terputus-karyawan-terjatuh/


    Nama : Rachmat Marahtamba Dly
    NIM : 14.11.106.701501.1565
    Semester : VI
    Kelas : B2


    Komentar Dosen: Tugas ke-1 Anda masih belum disetujui karena masih identik dengan mahasiswa yang lain dan masih belum diperbaiki, lalu mengapa Anda lanjut ke tugas ke-2?

  29. Crane Nyangkut di Kabel Sutet, Dua Pekerja Alami Luka Bakar

    Karim RT 5/9, Jatikramat, Jatiasih, Bekasi akibat kelalaian operator crane pada Rabu (16/9) sekitar pukul 10.30 WIB. Ironisnya, dua orang pekerja menjadi korban dalam insiden tersebut.

    Berdasarkan informasi yang diterima Kriminalitas.com, kecelakaan kerja tersebut terjadi saat Mr. X sedang mengoperasikan crane. Diduga, ia melakukan kelalaian pada saat mengangkat beton menggunakan crane sehingga mengenai kabel sutet yang berada di atasnya. Akibatnya terjadi percikan sehingga menimbulkan ledakan dan mengeluarkan api yang cukup besar.

    Apesnya, api tersebut menyambar Enjang Saefudin (49) dan Medi bin Madna (60) yang berada sekitar 5 meter dari lokasi.

    Atas kejadian tersebut, kedua korban mengalami luka bakar dan telah dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo.

    Saat dikonfirmasi, Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota AKP Siswo membenarkan adanya peristiwa tersebut.

    “Benar telah terjadi peristiwa tersebut, namun kami masih menyelidiki apakah ini murni kecelakaan kerja atau kelalaian,” ujar Siswo.

    Ia melanjutkan, Mr. X sendiri sudah menyerahkan diri. “Mr. X datang sendiri kepada kami dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan di Polsek Jatiasih,” pungkasnya.


    Analisa kejadian pada crane nyangkut di kabel sutet, dua pekerja alami luka bakar memungkinkan ada dua faktor penyebab kejadian:

    1. Faktor Penyabab Langsung.
    – Crane yang menyentuh kabel sutet pada saat pengangkatan beton berlangsung.

    2. Faktor Penyebab Tidak Langsung.
    – Operator crane yang tidak memperhatikan kabel sutet yang berada di atas pada saat pengangkatan berlangsung.
    – Signalman (juru aba-aba) yang lalai dalam memberikan arahan kepada operator crane.
    – Para pekerja yang berdekatan dengan crane yang sedang beroperasi pada saat pengangkatan beton.

    Rekomendasi Yang Diberikan Pada Perusahaan:
    – Training pada operator dan signalman yang akan menjalankan crane agar mengetahui pentingnya keselamatan dalam bekerja.
    – Operator yang harus memiliki sertifikat SIO (Surat Izin Operator) dan SIA (Surat Izin Alat).
    – Signalman juga haru memiliki sertifikat SIO.
    – Inspeksi pada area yang akan digunakan untuk pengangkatan beton dilokasi crane.

    Sumber Pustaka : Kriminalitas.com edisi, 16 September 2016 13:25 WIB
    http://kriminalitas.com/crane-nyangkut-di-kabel-sutet-dua-pekerja-alami-luka-bakar/


    Nama : Agung Ardiansyah
    NIM : 14.11.106.701501.1461
    Semester : VI
    Kelas : B2


    Komentar Dosen: Tugas ke-1 Anda masih belum disetujui karena masih identik dengan mahasiswa yang lain dan masih belum diperbaiki, lalu mengapa Anda lanjut ke tugas ke-2?

  30. Satu Pekerja Tewas Akibat Tertimpa Crane Roboh

    GUNEM, mataairradio.com – Seorang pekerja tewas akibat tertimpa crane yang roboh di proyek pembangunan pabrik semen milik PT Semen Indonesia di wilayah Gunung Bokong Desa Kadiwono Kecamatan Bulu, Jumat (2/10/2015) pagi.

    Korban bernama Suyono (37) warga Desa Wolu Tengah Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Menurut keterangan yang dihimpun, insiden itu bermula ketika crane berkekuatan 45 ton hendak memindahkan material seberat kira-kira 1 ton.

    Material yang akan diangkat berada di belakang bodi crane, sehingga batang crane mesti diputar berbalik ke belakang. Tetapi ketika akan turun, batang crane langsung jatuh.

    Diduga, salah satu hidrolik yang difungsikan sebagai penyangga batang crane, tidak beroperasi maksimal. Akibatnya, korban yang merupakan helper alat berat itu tertimpa, karena berada di dekat crane.

    Korban mengalami luka parah di bagian kepala dan patah dua kaki sehingga akhirnya meninggal dunia. Menurut informasi, korban sempat dilarikan ke rumah sakit di Blora.

    Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Agung Wiharto menyatakan sudah mendapat informasi mengenai insiden crane roboh di proyek pembangunan pabrik semen di Rembang.

    “Kami akan menarik responsibility (pertanggungjawaban) dari kontraktor yang terkait. Pasca-insiden, kami akan ‘do the best’ (melakukan yang terbaik) bagi keluarga korban,” terangnya.

    Agung mengaku dikontak oleh kepala proyek setempat dengan nada setengah menangis. Sebab, pihak penanggung jawab proyek hampir telah selalu menekankan pentingnya keselamatan kerja.

    “Mulai sekarang, kita akan lebih ketat dalam memeriksa secara langsung (kelaikan semua elemen) sebelum operasi di tiap harinya. Agar setiap kegiatan selalu disertai dengan operator,” tandasnya.

    Pihak perusahaan meminta pula agar induksi keselamatan kerja dilakukan pada seluruh jenis pekerjaan di proyek pembangunan pabrik semen di Rembang.
    “Kami tentu berharap tidak akan terjadi lagi insiden semacam ini,” tegasnya.
    Mengenai kontraktor pekerjaan tersebut, Agung menyatakan memakai kontraktor lokal untuk pemberdayaan potensi daerah. Kontraktor sudah dipilih berdasarkan kualifikasi terbaik.

    “Evaluasi pasti kita lakukan. Kalau terbukti menyalahi prosedur, kontraktor akan kami ganti,” imbuhnya.
    Pihak Kepolisian Resor Rembang sedang menangai insiden tersebut. Kasatreskrim Polres Rembang AKP Eko Adi Pramono menyatakan masih memeriksa beberapa pihak yang mesti bertanggungjawab atas kecelakaan kerja kali ini.
    “Kami sedang tangani,” ujarnya singkat. Pihak kepolisian menerjunkan dua tim. Tim pertama mengorek keterangan dari operator crane di Mapolres Rembang dan tim lain melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi proyek. Aktivitas crane berada di bawah tanggung jawab PT Manunggal Jaya Sakti (MJS).


    A. Faktor penyebab langsung, yaitu
    – Tidak berfungsinya secara maksimal hidrolik sebagai penyangga batang crane
    – Posisi pekerja yaitu helper alat berat yang tepat berada di dekat crane saat melakukan pengangkatan beban material 1 ton
    – Kondisi operator yang tidak memperhatikan material yang akan diangkat berada di belakang bodi crane
    – Posisi crane yang tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), karena material seharusnya berada di depan bodi crane
    – Kurangnya pengawasan oleh safety man maupun pengawas operasional saat crane akan digunakan untuk mengangkat material
    – Lemahnya komunikasi antara pekerja satu dengan pekerja lainnya

    B. Faktor penyebab tidak langsung, yaitu
    – Masih rehdahnya kesadaran seluruh pekerja akan aspek keselamatan kerja dengan resiko tinggi (high risk)
    – Tidak dilaksanakan safety meeting sebelum pekerjaan akan dilakukan
    – Kurangnya berkas k3, salah satunya Job Safety Analysis (JSA) pada pekerjaan tersebut
    – Inspeksi peralatan kerja pada crane yang belum maksimal
    – Metode bekerja yang digunakan belum sesuai Standar Operasional Crane

    C. Rekomendasi yang diberikan, yaitu:
    – Memastikan pekerja melakukan Inspeksi pada peralatan dan kondisi lingkungan sekitar proyek pekerjaan pengangkatan
    – Melaksanakan Toolbox meeting dan safety meeting sebelum melakukan pekerjaan
    – Menunjuk Safety Man sebagai pengawas aspek k3 pada proses pekerjaan
    – Memastikan Operator Crane memiliki surat ijin operasional dan crane telah disertifikasi
    – Memastikan komunikasi antar pekerja terjalin dengan baik, manajemen dapat memfasilitasi dengan Handy Talky

    Sumber Pustaka : Mataairradio.com, edisi Jumat 2 Oktober 2015 18:11 WIB
    http://mataairradio.com/berita-top/satu-pekerja-tewas-akibat-tertimpa-crane-roboh


    Nama : Yoko Andi Prasetyo
    NIM : 14.11.106.701501.1435
    Semester : VI
    Kelas : B2

  31. Tak Kuat Angkat Beban, Crane Roboh Timpa Bangunan RSMH Palembang

    Diduga lantaran dalam posisi tak seimbang saat mengangkat mesin genset seberat 8 ton, sebuah alat berat berupa crane akhirnya jatuh dan menimpa sebuah bangunan di RSMH Palembang, Rabu (16/12) sekitar pukul 02.30.

    Akibat dari kejadian itu, bangunan yang diketahui sebagai rumah genset yang sedang diangkat oleh alat berat tersebut pun rata dan hancur lebur.

    Selain itu, crane berwarna kuning yang memiliki tiang setinggi kurang lebih 20 meter itu juga ikut menimpa ruang radiologi atau ronsen.

    Hingga berita ini diturunkan, alat berat tersebut masih belum dievakuasi. Pihak kepolisian dari Polsekta Kemuning Palembang juga telah memasang garis polisi.


    1. Analisis Kecelakaan
    Crane roboh menimpa bangunan RSMH Palembang Karena posisi tidak seimbang saat mengangkat mesin genset seberat 8 ton.

    a. Faktor penyebab langsung
    – Operator salah dalam memposisikan crane pada saat pengangkatan
    – Operator bekerja tidak sesuai SOP

    b. Faktor penyebab tidak langsung
    – Kurangnya training pada operator
    – Kurangnya pengawasan pada saat pengangkatan genset
    – Tidak adanya pengecekan area posisi crane pada saat sebelum pengangkatan

    2. Rekomendasi
    – Memberikan training pada operator
    – Memastikan area bekerja aman dari bahaya
    – Memposisikan crane pada bidang yang rata atau seimbang dan kuat untuk menahan beban crane beserta beban yang akan diangkat
    – Memastikan operator bekerja sesuai SOP


    Nama: Wahyu Rahmadani
    NIM: 14.11.106.701501.1313
    Semester: VI
    Kelas: B2


    Komentar Dosen: Mana daftar pustakanya?

  32. Tertimpa Besi Crane Pekerja PLTP Sarulla Taput Tewas

    Taput – Seorang pekerja proyek Sarulla Operation Limited (SOL) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla, Tapanuli Utara (Taput), Sumut, Baik Alfenso Situngkir (22), tewas setelah mengalami kecelakaan kerja di NIL Desa Simataniari, Kecamatan Pahae Julu.
    Informasi diperoleh medansatu.com, korban tewas merupakan warga Saribu Dolok, Kabupaten Simalungun. Korban adalah karyawan PT Paris, subkontraktor PT Hyundai, konsorsium dari SOL.

    Saat kejadian, alat berat crane sedang mengangkat besi ulir untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain, karena hendak dipasang di lokasi proyek tersebut. Ketika crane mengangkat besi itu, tiba-tiba salah satu tali crane pengikat besi putus sehingga tidak stabil.

    Lalu besi yang bobotnya cukup berat terangkat ke atas lalu jatuh menimpa tubuh korban yang saat itu berada di bawah crane. Melihat rekannya ditimpa besi, rekan kerja korban melarikannya ke puskesmas Onan Hasang, Pahae Julu.

    Namun nyawa korban tidak bisa diselamatkan. Tadi malam jenazah korban langsung dibawa menuju kediamannya di Kabupaten Simalungun untuk disemayamkan.
    Humas SOL proyek PLTP Sarulla, Hindustan Sitompul, ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. “Kita bersama Hyundai dan PT Paris masih melakukan investigasi internal terkait kecelakaan kerja itu,” ujarnya.

    Sementara Kapolres Taput, Dudus Harley Davidson SIk, melalui Kasubbag Humas Aiptu W Baringbing mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan SOL untuk menyelidiki kecelakaan tersebut.

    “Kita masih melakukan penyelidikan dan memintai keterangan dari rekan kerja korban pada saat terjadi kecelakaan,” terangnya. (bisnur sitompul)


    1. Analisis terjadinya kecelakaan :
    Seorang pekerja meninggal dunia setelah tertimpa besi ulir yang di angkat dari crane . Penyebabnya salah satu tali pengikat besi putus sehingga besi yang bobotnya cukup berat jatuh .

    2. Penyebab Langsung
    – Tali crane pengikat beban terputus , menyebabkan besi yang di angkat jatuh .
    – Tidak adanya rigger yang memastikan adanya pekerja lain yang berada di posisi membahayakan pada saat pengkatan.
    – Rigger tidak dalam posisi mengamankan area pengangkatan agar aman .
    – Tidak di lakukan pengecekan terhada tali pengikat .
    – Tidak adanya tanda bahaya pada saat pekerjaan berbahaya berlangsung.

    3. Penyebab tidak langsung .
    – Isnpeksi pada peralatan tidak berjalan dengan baik.
    – Rigger tidak memiliki kemampuan yang bagus atau kurang terlatih.
    – Kurangnya Kepedulian terhadap safety pada saat bekerja.
    – Pengawasan yang tidak berjalan dengan baik .

    4. Rekomendasi
    – Melakukan safety briefing sebelum bekerja agar para pekerja tidak meremehkan aspek keselamatan pada saat bekerja.
    – Memastikan inspeksi peralatan berjalan dengan baik.
    – Memastikan agar pekerja adalah orang yang benar benar terlatih dengan cara pekerja harus memiliki sertifikat atau sudah melaksanakan training.
    – Meningkatkan aspek K3.
    – Harus memiliki pekerja safety.

    Sumer Pustaka : medansatu.com , edisi selasa 17 Mei 2016 17.15 WIB
    http://medansatu.com/berita/18298/innalillah-tertimpa-besi-crane-pekerja-pltp-sarulla-taput-tewas/


    Nama : Andi Apriadi Adha
    NIM : 14.11.106.701501.1550
    Semester : VI
    Kelas : B2


    Komentar Dosen: Tugas ke-1 Anda masih belum disetujui karena masih identik dengan mahasiswa yang lain dan belum diperbaiki, lalu mengapa Anda lanjut ke tugas ke-2?

  33. Crane Proyek Pembangunan Icon Mall dan Hotel Gresik Putus

    TRIBUNNEWS.COM, GRESIK- Sebuah alat pengangkat bahan bangunanan di proyek (crane) terlihat menggantung di sela-sela bangunan proyek Icon Mall dan Hotel Gresik di Jalan Wahidin Sudiro Husodo Gresik, Kamis (23/2/2017).

    Pantauan di lapangan tampak bagian batangan besi crane terputus dari tiang penyangga.
    Batang besi itu teriikat tali besi yang berfungsi sebagai penahan agar tidak terjatuh.
    Belum diketahui apa penyebab crane itu bisa terputus.

    Crane itu terputus dari badan penyangga dan tertahan oleh tali seling baja yang ada di crane tersebut.
    Diketahui, posisi crane hanya berjarak beberapa meter dari jalan Raya Wahidin Sudiro Husodo.

    Hingga berita ini diunggah pihak manajemen Icon Mall belum berhasil dikonfirmasi terkait kejadian tersebut.


    1. Analisis kecelakaan:
    – Alat pengangkat bahan bangunan terlihat menggantung di sela-sela bangunan proyek.
    – Bagian batangan besi crane terputus dari tiang penyangga.
    – Posisi crane hanya berjarak beberapa meter dari jalan raya.
    a) Faktor penyebab langsung:
    – Operator lalai mengoperasikan crane.
    – Mengangkat beban/material yang lebih dari kapasitas crane.
    – Sebelum melakukan pekerjaan, tidak dilakukan inspeksi pada crane.
    – Kemungkinan operator tidak mengikuti SOP Pengoperasian crane yang berlaku.
    – Kurangnya pengamanan pada crane yang digunakan.
    b) Faktor penyebab tidak langsung:
    – Tidak diterapkannya standar kerja K3 mengenai pengoperasian crane.
    – Kemungkinan standar perawatan crane yang kurang tepat.
    – Kurangnya pengawasan pada aktivitas pengoperasian crane.

    2. Rekomendasi :
    – Menerapkan budaya K3 ditempat kerja dari level Top Management sampai level yang paling bawah.
    – Melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko pada saat sebelum, sedang (saat), dan sesudah melaksanakan pekerjaan yang
    tingkat resikonya tinggi.
    – Sebelum memulai pekerjaan, lakukan inspeksi pada alat/crane dan operator yang akan mengoperasikan crane.
    – Mengkaji standar perawatan crane yang tepat.
    – Lakukan investigasi insiden maupun investigasi near miss, untuk mencari akar permasalahan agar kejadian tersebut tidak
    terulang kembali di masa depan.

    Sumber Pustaka: Tribunnews.com, edisi Kamis 23 Februari 2017 19:04 WIB.
    http://www.tribunnews.com/regional/2017/02/23/crane-proyek-pembangunan-icon-mall-dan-hotel-gresik-putus


    Nama: Marianus Mario Medan
    NIM: 14.11.106.701501.1490
    Semester: VI
    Kelas: B2

  34. ‘Crane Maut’ Perenggut Nyawa di Police Line

    Banjarmasin, KP – Pihak Polsekta KPL (Kawasan Pelabuhan Laut) Polresta Banjarmasin, hingga Senin (20.2) terus melakukan tindakan dengan melakukan pemerikaaan dari beberapa saksi termasuk police line di lokasi ‘crane maut’ yang renggut nyawa buruh angkut di Pelabuhan Trisakti.

    Naas itu dialami Supiani (32), dimana korban dihantam crane kapal milik KM Damai Sejahtera 6, saat berada di kawasan Dermaga 500 Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Sabtu malam lalu (18/2), sekitar pukul 22.15 WITA.

    Kapolsekta Kawasan Pelabuhan Laut Banjarmasin, Kompol M Fihim, kepada awak media, Senin (20/2), membenarkan apa dialami korban Supiani warga Jalan Banyiur Dalam Gang SMPN 25 RT 16 Banjarmasin Barat.

    Dimana kronologis kejadian, korban bersama kedua temannya Rahmat (40) dan Yadi (48), warga Jalan Purnasakti Jalur 9 Gang Intan Sari RT 16 Banjarmasin Selatan, sedang melakuan aktivitas memuat bahan baku semen dari tumpukan truk dengan menggunakan skop guna dimasukkan ke jaring yang dilapisi terpal dan ditarik/diangkat menggunakan crane yang ada di atas kapal KM Damai Sejahtera 6.

    Kemudian secara tiba-tiba kedua saksi melihat crane pada saat itu sedang mengangkat tersebut patah.
    Karena tali slingnya putus sehingga cranenya patah dan besi katrol yang ada di crane tersebut jatuh dengan menimpah wajah korban.
    Korban langsung melarikan ke RS TPT dr R Soeharsono Banjarmasin (TPT), menggunakan mobil operasional PT Pelindo III Banjarmasin.
    Namun, akhirnya korban menghembuskan nafas terkahir dan oleh kedua saksi dibawa ke rumah duka.

    “Ini merupakan musibah kecelakaan kerja,’’ kata Kompol M Fihim.

    Meski demikian lanjutnya, anggota tetap melakukan pemeriksaan terhadap lima saksi, termasuk dua orang temannya yang melihat secara pasti peristiwa. (fik/K-4)


    1. Analisa Kecelakaan :
    sedang melakuan aktivitas memuat bahan baku semen dari tumpukan truk dengan menggunakan skop guna dimasukkan ke jaring yang dilapisi terpal dan ditarik/diangkat menggunakan crane yang ada di atas kapal KM Damai Sejahtera 6. Kemudian secara tiba-tiba kedua saksi melihat crane pada saat itu sedang mengangkat tersebut patah. Karena tali slingnya putus sehingga cranenya patah dan besi katrol yang ada di crane tersebut jatuh dengan menimpah wajah korban.
    a. Faktor penyebab langsung :
    * tali sling putus dan besi katro pada crane ikut patah karena tidak kuat menahan beban
    * Tali Sling tidak sesuai dengan kapasitas beban yang diangkat
    * Jenis Tali Sling tidak memenuhi standard yang sudah ditetapkan
    * Tidak melakuakn inspeksi peralatan yang di gunakan sebelum bekerja
    b. faktor penyebab tidak langsung :
    * Tidak adanya pengawasan di area kerja
    * Kurangnya kesadaran pekerja tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja

    2. Rekomendasi yang harus dilakukan :
    * Komunikasi terhadap pekerja dalam melakukan operasi pekerjaan serta saling mengigatkan satu sama lain sehingga mampu menghindari peluang kecelakaan yang bisa dapat terjadi kapan saja
    *Memberikan pengaman tambahan pada crane sehingga saat tali sling terlepas masih ada pengaman yang dapat menahan beban
    *Menggunakan tali sling sesuai standar dengan berat beban yang sesuai dalam pengangkatan
    *Mengunakan crane yang layak pakai
    *Operator yang benar benar ahli di bidangnya serta memiliki keterampilan khusus dan mempunyai sertifikat sesuai pekerjaan yang ada
    *Memberhentikan sementara pekerjaan yang ada di sekitar area dalam pengoprasian crane

    Sumber Pustaka : Kalimantanpost.com, edisi Selasa Februari 2017 22:15 WITA
    http://www.kalimantanpost.com/crane-maut-perenggut-nyawa-di-police-line/


    Nama : Rizky Mahmudi
    NIM : 14.11.106.701501.1599
    Semester : VI
    Kelas : B2


    Komentar Dosen: Tugas ke-1 Anda masih belum disetujui karena masih identik dengan mahasiswa yang lain dan belum diperbaiki, lalu mengapa Anda lanjut ke tugas ke-2?

  35. Crane Ambruk di Kuningan, Dua Korban Tertimpa

    Bisnis.com, JAKARTA — Kecelakaan kerja yang melibatkan alat berat terjadi di sebuah proyek di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan.
    Alat angkut beban berat yang dikenal dengan crane jatuh di sebuah proyek pembangunan perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, hingga menimpa dua orang, Rabu (1/10/2014).

    “Dua korban mengalami luka karena salah satu orang tertimpa,” kata Kepala Polsek Metro Setiabudi Ajun Komisaris Besar Polisi Audie Latuheru saat dihubungi di Jakarta.

    Audie menambahkan, crane ambruk tersebut juga menimpa sembilan unit sepeda motor yang parkir di sekitar lokasi kejadian.
    Audie menyebutkan kedua korban telah dibawa ke Rumah Sakit MMC Kuningan Jakarta Selatan guna mendapatkan perawatan intensif.

    Petugas kepolisian telah mengevakuasi crane yang jatuh dan berupaya melakukan olah tempat kejadian perkara.
    Selanjutnya, polisi akan menyelidiki penyebab alat pengangkut tersebut bisa jatuh dan menimpa dua orang hingga menyebabkan korban terluka.


    1. Analisa Kecelakaan Kerja
    a) Faktor Penyebab Langsung
    – Tindakan tidak aman (Unsafe Actions) seperti bekerja tanpa perintah , mengabaikan instruksi kerja, tidak mematuhi rambu-rambu ditempat kerja, tidak melaporkan adanya kerusakan alat atau mesin.
    – Beban yang diangkat melebihi kapasitas sehingga tidak sanggup menahan beban dan mengakibatkan terjatuhnya crane.
    – Tidak mengikuti prosedur atau peraturan keselamatan kerja
    – Kondisi tidak aman (Unsafe Condition) seperti mesin-mesin sudah rusak karena kurangnya perawatan dan tidak diganti sehingga mengakibatkan terjatuhnya crane

    b) Faktor Penyebab Tidak Langsung
    – Faktor pekerjaan misalnya pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja.
    – Kurangnya pengetahuan tentang alat berat crane.
    – Tidak memiliki surat ijin operasional (SIO).
    – Pekerja tidak pernah mengikuti training tentang alat angkat.
    – Suasana kerja yang tidak kondusif.
    – Faktor pribadi seperti kelelahan, stress, dst.
    – Takdir atau nasib

    2. Rekomendasi
    – Pemilihan atau penempatan pegawai secara tepat agar diperoleh keserasian antara bakat dan kemampuan fisik pekerja dengan tugasnya.
    – Pembinaan pengetahuan dan keterampilan melalui training.
    – Pengarahan dan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan jelas.
    – Perancangan, pembangunan, pengendalian, peralatan dan mesin-mesin harus memperhitungkan keselamatan kerja.
    – Perencanaan lingkungan kerja sesuai dengan kemampuan manusia
    – Pengawasan dari pihak yang telah ditunjuk untuk mengawasi jalannya pekrjaan.
    – Jam kerja yang terstruktur agar pekerjanya tidak kelelahan guna menciptakan jam kerja yang efisien.

    Sumber pustaka: Jakarta.bisnis.com, edisi Rabu 01 Oktober 2014 13.29 WIB
    http://jakarta.bisnis.com/read/20141001/77/261511/crane-ambruk-di-kuningan-dua-korban-tertimpa


    Nama: Septi Lolo Padang
    NIM: 14.11.106.701501.1377
    Semester: VI
    Kelas: B2


    Komentar Dosen: Tugas ke-1 Anda masih belum disetujui karena masih identik dengan mahasiswa yang lain dan belum diperbaiki, lalu mengapa Anda lanjut ke tugas ke-2?

  36. Tali Crane Putus, Evakuasi Tangki LPG di Tol Jagorawi Belum Usai
    Metrotvnews.com, Bogor: Sebuah truk tangki pengangkut LPG terguling di Km 44 Tol Jagorawi, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kemarin. Hingga berita ini disusun, pukul 08.34 WIB, Minggu, 4 September, sejumlah petugas masih berusaha mengevakuasi truk.
    Arus kendaraan dari arah Jakarta menuju pintu keluar Tol Ciawi dialihkan sementara ke pintu keluar
    Humas Polres Bogor, Brigadir Siti Rimawati mengatakan tiga unit crane yang dikerahkan belum bisa memindahkan kapsul tangki LPG yang terguling. Beberapa kali tali crane putus, dan tengah diupayakan dengan tali yang lain.
    Bagi pengendara yang ingin menuju kawasan Puncak akan diarahkan keluar di Exit Tol Bogor. “Sementara dialihkan ke Exit Tol Bogor,” ujar Siti melalui telepon seluler.
    Petugas juga belum bisa memindahkan muatan LPG. Karena salurannya berada di sisi tanki yang menyentuh aspal. Dengan crane yang dikerahkan, petugas baru bisa menggeser tanki seberat 20 ton dengan muatan 25 ton LPG itu.
    Sementara itu, dua crane yang dikerahkan didatangkan oleh PT Pertamina. Di lokasi evakuasi juga disiagakan kendaraan pemadam kebakaran dari PT Pertamina dan Pemkab Bogor.
    Tangki LPG terguling Sabtu 3 September sore di Km 44 Tol Jagorawi arah Bogor, sekitar 500 meter dari pintu keluar Tol Ciawi. Polisi memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
    1.Analisis kecelakaan kerja tersebut terjadi :
    Tiga unit crane yang dikerahkan belum bisa memindahkan kapsul tangki LPG yang terguling. Beberapa kali tali crane putus, dan tengah diupayakan dengan tali yang lain.
    a. Factor penyebab langsung :
    * Beban yang diangkat melebihi batas kemampuan crane dan menyebabkan sling putus
    * Jenis Tali Sling tidak memenuhi kreteria yang ditetapkan
    * Beban yang diangkat crane melebihi kapasitas
    b. Factor penyebab tidak langsung :
    * Proses evakuasi pemindahan tangki LPG yang sangat sulit dikarenakan di badan jalan dan
    2. Rekomendasi yang dapat dilakukan :
    * Melakukan Perhitungan SWL dan WLL sebelum Tower Crane mulai di mulai proses evakuasi pemindahan
    * menyediakan tower crane yang sesuai dengan beban yang diangkat
    Sumber Pustaka : Metrotvnews.com, edisi Minggu, 04 Sep 2016 09:00 WIB
    http://jabar.metrotvnews.com/read/2016/09/04/578285/tali-crane-putus-evakuasi-tangki-lpg-di-tol-jagorawi-belum-usai

    Nama : Heri Setiawan
    NIM : 167052065
    Semester : VI
    Kelas : B1


    Komentar Dosen: Tugas DITOLAK karena sudah melampaui batas waktu.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.